Betapa banyak orang di dunia ini yang mengabaikan hal-hal kecil yang sebenarnya penting. Seperti mengembalikan barang pinjaman, membayar utang atau pun menepati janji. Ketiga hal itu adalah contoh hal yang paling sering orang lupakan. Meskipun kelihatannya kecil, tetapi sebenarnya hal-hal tersebut merupakan hal yang besar. Seperti misalnya mengembalikan buku teman, karena teman tak menuntut kita untuk minta dikembalikan maka ya sudahlah tak ada inisiatif dari kita sendiri untuk mengembalikannya. Ataupun dengan janji yang kita katakan pada orang lain, meskipun janji itu hanya sebuah janji untuk bertamu ke rumah seorang kawan, hal itu tidak bisa dianggap remeh. Begitu pula dengan utang kepada orang lain, meskipun utang kita hanya seratus rupiah, seperti kita ketahui utang itu wajib dibayar.
|
www.pksnongsa.org |
Lupa adalah alasan yang tidak kuat jika diajukan atas kelalaian kita memperhatikan hal-hal kecil tersebut. Manusia memang sangat mungkin untuk lupa, tapi apakah susahnya bagi kita untuk sekedar mencatat janji dalam notes kecil kita atau mengaktifkan alarm pengingat hp kita tentang sesuatu yang kecil tapi kita harus lakukan? Kelalaian terhadap hal-hal kecil ini akan semakin buruk apabila berhubungan dengan orang lain. Orang lain mungkin sangat terganggu dengan kebiasaan jelek kita. Kebiasaaan tidak tepat waktu, terlambat mengembalikan sesuatu (atau malah tidak mengembalikan), terlambat bayar utang (atau malah tidak bayar), ingkar janji. Semua sifat itu hanya akan membuat kita tak dipercaya lagi oleh orang lain karena kita telah membuat orang lain rugi. Kehilangan waktu mereka yang sangat berharga hanya untuk menunggu kita datang terlambat memenuhi janji atau pun kehilangan buku dan uang mereka yang lenyap tanpa jejak. Mereka mungkin enggan mengingatkan, karena sekali lagi itu adalah hal kecil, kecil dalam kuantitas. Berapalah arti sebuah buku? Mungkin mereka bisa membeli lagi dengan judul yang sama, berapalah arti seratus rupiah? Yang ia punya
toh lebih dari itu. Tapi hal tersebut tidak kecil dari segi kuantitas. Harga yang harus dibayar adalah kepercayaan mereka terhadap kita akan berkurang bahkan hilang sama sekali. Dilain waktu jika kita akan meminjam sebuah buku, mereka bahkan mungkin akan rela berbohong tidak punya agar tidak berurusan lagi dengan “pembohong kecil tapi besar” seperti mu. Atau mereka bahkan pernah mengingatkan dengan sikapnya secara tidak langsung atau berkata secara secara langsung dan kau mengatakan, “oh ya besok kubawakan bukumu”. Tapi besok ternyata kau lupa lagi dan lagi. Mereka kesal dan tentu saja kecewa sehingga tak mengingatkan kita lagi.
Oke, sekarang lihatlah kamar kita, apakah ada benda orang lain yang statusnya kita pinjam dan kita tak menggunakannya lagi? Kalau ada kembalikanlah segera. Ingat-ingat lagi apakah kau pernah mengucapkan janji kepada seseorang? Segera lakukan, meskipun kau telah lama mengucapkannya. Atau pula ingat kembali apakah kita pernah berutang kepada seorang teman? Bayarlah secepatnya dengan iringan kata maaf karena terlambat. Sikap seseorang menunjukkan pribadinya. Orang yang disiplin tak akan pernah lupa membiasakan dirinya untuk tepat meletakkan sesuatu sesuai pada waktunya.
Posting Komentar
Posting Komentar