Tepat ketika kumenulis catatan ini
Azan maghrib berkumandang
Menandakan bergantinya hari tepat pertengahan (nisfu) bulan sya'ban
Tahun-tahun yang lalu, ketika nisfu sya'ban
Aku berlari-lari kecil sebelum azan maghrib menuju langgar yang agak jauh dari rumahku
Entah bersama teman, mama atau nenekku (yang waktu itu masih sehat)
Untuk menunaikan ibadah shalat maghrib dan dilanjutkan setelahnya shalat sunah tasbih dan pembacaan surat yaasin hingga waktu shalat isya
Ba'da isya, orang-orang di kampungku berkumpul di langgar (bahkan yang tidak ikut shalat sekalipun)
Untuk berkumpul mendengarkan sedikit ceramah dan do'a dalam menghidupkam malam nisfu sya'ban
Setelah itu nasi bungkus yang dibawa dari masing-masing rumah dengan jumlah berlebih dibagi-bagikan
Kalau stok nasi bungkusnya masih ada boleh dibawa pulang
Untuk dimakan ketika waktu sahur untuk puasa sunat besok harinya
Ahhh,, indahnya...
Begitulah bertahun-tahun aku menapaki nisfu sya'ban laksana membuka pintu bagi bulan termulia, Ramadhan
Sekarang, pertama kalinya aku di rantau ketika nisfu sya'ban tiba
Kebetulan pula aku berhalangan
Tak dapat ikut menghidupkan malam nisfu sya'ban dengan shalat sunnah
Tak apa, kata seorang teman
Yang jelas hati mengingat-Nya
Allah, pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan dan meningkatkan ibadah di dalamnya lebih dari tahun-tahun yang telah lalu
Serta tutuplah buku catatan amal kami tahun ini dan yang telah berlalu dengan jumlah kebaikan yang lebih banyak daripada keburukan
Aamiin
Posting Komentar
Posting Komentar