Ya, bagaimana wujud cintamu pada
FLP? Sebagai organisasi yang kita putuskan untuk bergabung di dalamnya,
tentunya kita mempunyai rasa cinta kepadanya. Hanya saja, mengungkapkan rasa
cinta, seperti pada manusia tak cukup jika hanya sebatas kata. Harus ada bukti
bahwa kamu benar-benar mencintai FLP.
Menurutku, mencintai FLP berarti
mendukung apa pun yang menjadi visi-misi FLP itu sendiri. Selain itu tentu saja
kita harus mengamalkan motto atau jargon FLP yang sudah kita hafal di luar
kepala, yaitu Berbakti, Berkarya, dan Berarti. Dengan melakukan hal-hal yang
maknanya bisa dimasukkan ke dalam tiga kata tersebut, kita sudah mewujudkan
rasa cinta kita kepada FLP. Lebih sempit, makna ketiga tersebut dapat kita
artikan sebagai berikut. Menulis untuk berbakti, menulis untuk menghasilkan
karya, dan menulis untuk menjadi berarti. Diharapkan segala bukti cinta kita
tersebut bermuara kepada-Nya.
Untuk lebih memantapkan bukti
cinta kita lagi. Kita juga perlu mengamalkan 3 pilar FLP, yaitu Kepenulisan, Keorganisasian, dan Keislaman.
Kepenulisan. Ini pilar terpenting
menurutku. FLP sendiri menggunakan pena sebagai kata yang mewakili spesifikasi
organisasi ini. Pena untuk menulis. Tanpa menulis, seseorang tak bisa disebut
sebagai penulis. Orang yang hanya ingin menulis bukan penulis, ia hanya calon
penulis. Writer wannabe. Jadi mari
menulis mulai sekarang. Dipublikasi atau tidak, yang penting kita mulai
menulis. Ingat tujuanmu masuk FLP, sebagai besar adalah untuk mewadahi minat
menulisnya bukan? Kontinukan menulis. Sisihkan waktu setiap hari untuk menulis.
Bukan menulis di waktu-waku sisa.
Organisasi. Jelas sekali, wujud lain
dari cinta kita terhadap FLP seharusnya adalah mendukung serta mengikuti segala
kegiatan FLP. Lebih jauh lagi, kita harus memperjuangkan segala program kerja
yang telah kita sepakati ketika musyawarah kerja di awal kepengurusan. Sesuaikan
dengan jabatanmu di struktur keorganisasian FLP. Bahkan jika hanya menjadi
anggota. Jadilah anggota yang baik, yang selalu berpartisipasi dalam semua
kegiatan FLP. Sehingga di FLP, kita tidak hanya menumpang nama, tanpa sosok. Ghost member.
Keislaman. Ini adalah pilar
penutup, the key. Kunci dari
pilar-pilar yang lain. FLP bukan sembarang organisasi kepenulisan. Kegiatan FLP
tidak hanya tentang menulis dan melakukan program kerja. Untuk menguatkan kedua
pilar sebelumnya, keorganisasian dan isi tulisan kita. Maka diperlukan kekuatan
rohani yang didapat dengan mempelajari agama, yaitu Islam. Oleh karena itu di
dalam FLP disediakan dan diwajibkan pengkaderan islami. Ayo diikuti dengan
serius. Selain sebagai bekal kita untuk menulis. Lebih jauh lagi ilmu-ilmu
agama ini juga bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita.
Nah, jadi bagaimana wujud cintamu
untuk FLP?
Salam Pena!
Posting Komentar
Posting Komentar