Ini pertanyaan klasik yang diterima oleh mahasiswa baru jurusan
biologi, khususnya yang di Fakultas MIPA –bukan di keguruan. Aku sendiri
kalau ditanya begitu dulu –sekarang pun terkadang masih ada yang suka nanya,
biasanya menjawab dengan persentase keseriusan yang minim. Yah, jawaban
standar. Seperti ‘karena aku suka biologi’, ‘karena hatiku senang’, ‘karena
ingin memperdalam ilmu biologi’.
Paparan-paparan berikut mungkin akan lebih memperserius
jawabanku, kenapa masuk biologi. Dibandingkan bidang ilmu lain, sebenarnya IPA
(termasuk di dalamnya adalah biologi) mempunyai nilai paling rendah di raportku
sejak SD dulu. Jadi dulu itu, aku sempat jatuh cinta dengan matematika.
Lumayanlah kemampuanku di bidang yang satu ini. Kemampuan dasar, tentunya.
Sedikit menghitung dan permainan logika. Tapi dari yang kulihat, matematika
semakin ke sini (makin tinggi tingkat akademik, maksudnya) kok angka-angkanya
mulai hilang ya? Diganti dengan karakter-karakter yang kalau melihatnya aja
bikin sakit kepala @.@. Makanya, lebih baik cari aman dengan menguasai
matematika sebatas aljabar dan statistika ^^
Kalau ilmu bahasa, entah kenapa aku nggak pernah ada niat untuk
berkecimpung total di dalamnya. Yah padahal aku (ngakunya) pecinta literasi.
Nilai-nilai di bidang ini juga lumayan, tertinggi di antara bidang lainnya.
Kecuali bahasa asing, kemampuanku masih pasif =.= Cukuplah sepertinya, bahasa
sebagai ilmu sampingan dalam hidupku.
Agak naif sepertinya kalau aku mengutip perkataan seorang teman
yang mengatakan ini sebagai jawabannya ketika ditanya “kenapa biologi?”.
“karena nilai dan pengetahuan biologiku paling rendah di antara ilmu yang
lain”. Terlalu berisiko dengan mempertaruhkan hidup kita pada bidang yang
penguasaan kita lebih cetek dibandingkan dengan ilmu lain.
Jawaban yang lebih logis dan bersumber dari hati sepertinya ini.
Aku menyukai ilmu aplikatif, biologi adalah salah satunya. Biologi menurutku
adalah ilmu yang pas bagi pecinta kehidupan yang normal. Segala sesuatunya di
dunia ini sebenarnya sudah seimbang tanpa campur tangan manusia. (Sebagian)
manusia pun sebenarnya bermaksud baik, mengubah alam untuk membuatnya lebih
baik. Tapi karena sebagian yang lain juga merusaknya, maka alam yang terbentang
di depan kita ini adalah alam yang timpang. Dimana pondasi-pondasi penyangganya
sudah dirayapi oleh satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai akal. Kok jadi
ceramah ya aku? ^^
Back to topic, mengapa aku memilih
biologi. Menurutku biologilah, salah satu ilmu yang bisa dipakai untuk
menyeimbangkan alam kita ini lagi. Ilmu yang lebih simpel diaplikasikan
dibandingkan 2 ilmu alam lainnya (fisika dan kimia). Belajar biologi berarti
mempelajari makhluk hidup, dimana kita sendiri termasuk di dalamnya. Bukankah
kita memang harus mengerti diri kita sendiri sebelum mengerti tentang hal lain?
Belajar biologi berarti mempelajari alam, tempat dan lingkungan dimana kita
berada. Biologi juga ilmu yang multiaspek, penerapannya bisa ke berbagai bidang
lain. Setidaknya permukaan ilmu-ilmu dari jurusan dan fakultas lain menggunakan
biologi. Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Teknik Lingkungan, Teknik
Pertambangan, atau bahkan Kedokteran. FYI, concernku adalah
bidang lingkungan (ekologi) –ilmu makro yang juga harus mengerti mikrobiologi,
zoologi dan botani.
Ah sepertinya ada satu bidang ilmu yang ketinggalan kubahas,
yaitu ilmu kesehatan. Seperti yang kubilang tadi, aku menyukai ilmu yang
aplikatif. Semua orang juga tahu, ilmu kesehatan sangat berguna bagi kehidupan.
Aku pun tahu, aku menyukai ilmu ini. Bahkan dulu, pilihan pertama jurusan yang
kutuju saat SBMPTN adalah bidang kesehatan. Tapi Allah lebih tahu, aku menyukai
berinteraksi dengan makhluk hidup selain manusia.
Posting Komentar
Posting Komentar