25 Agustus 2012
Bagiku,
ada 4 ruang kehidupan di dunia ini. Ruang pertama bernama kemustahilan. Aku tak
pernah memasuki ruang ini meski pun ingin. Tapi seingin-inginnya aku, tak
sekalipun mencoba memasukinya. Ruang ini ada hanya karena ada selukis
kekaguman.
Ruang
impian adalah ruang yang kedua. Di ruang ini aku bebas masuk-keluar, tapi hal
itu tidak terjadi secara nyata. Aku tak pernah benar2 berusaha memasukinya.
Berdiri dan menatap dari pintu depan, adalah usaha terberat yang kulakukan
untuk memasuki ruang ini.
Ruang
ketiga bernama kenangan. Hey, aku bisa kapan pun kembali ke ruangan ini kalau
aku mau. Karena aku memang pernah berada di sana. Meski tentu, aku tak akan
bisa selamanya berada di sana.
Kenyataan
adalah nama ruang hidupku terakhir. Aku nyaman berada di sini. Yeah, ruang ini
adalah tempat aku tinggal setelah keluar dari ruang kenangan. Meski seperti kau
tahu, kenyataan tak selalu yang kau harapkan. Ada pahit-manis, suka-duka,
pro-kontra, etc. Aku cukup senang berada di sini. Karena tak satu pun penghuni
ruang lain yang membuatku benar-benar ada selain penghuni Ruang Kenyataan.
12 Mei 2013
Aku
menambahkan ruang baru dalam hidupku
Kuberi
nama labirin
Karena
jelas tak ada yang bisa masuk ke sana tanpa tersesat
Bahkan
aku sendiri
Labirin,
bagiku adalah tempat pelarian
Tempat
ternyaman ketika aku terlempar
Ketika
aku tersudutkan
Tempat
ketika aku tak dimaafkan oleh lingkungan
Tak
seperti ruang lain punya sekat nyata
Yang
membatasi masing2 mereka dari yang lainnya
Labirin
lebih kompleks
Lebih
gila (dan keren)
Hanya
saja, yang berbahaya
Adalah
ketika aku melarikan diri ke sana
Dan
merasa nyaman di dalamnya
Dan
tak ingin kembali
Hingga
obsesi menaklukkannya
Posting Komentar
Posting Komentar