[Baca Have Fun in Angsana Beach part I]
Hari kedua dimulai, kami bangun dengan tubuh yang sangat kedinginan karena angin laut dan udara pagi. Beruntungnya kami karena semalam tidak hujan. Jika tidak, tentu saja kami harus kocar-kacir mengungsi ke dalam bus. Banyak dari teman yang semenjak bangun sudah langsung berfoto-foto, mengabadikan sunrise katanya. Tapi aku sendiri tak sempat melihat matahari terbit itu yang kata teman-teman memang hanya sebentar terlihatnya.
Hari kedua dimulai, kami bangun dengan tubuh yang sangat kedinginan karena angin laut dan udara pagi. Beruntungnya kami karena semalam tidak hujan. Jika tidak, tentu saja kami harus kocar-kacir mengungsi ke dalam bus. Banyak dari teman yang semenjak bangun sudah langsung berfoto-foto, mengabadikan sunrise katanya. Tapi aku sendiri tak sempat melihat matahari terbit itu yang kata teman-teman memang hanya sebentar terlihatnya.
Acara pertama pagi ini sebenarnya
adalah olahraga. Tapi seperti yang kubilang sebelumnya bahwa tak ada agenda
acara yang berjalan, maka kami pun kembali bermain sesuka hati. Pagi ini aku
kembali mengikuti permainan voli para cowok dan berhasil membuat mereka untuk sprint meski hanya sebentar saja. Karena
setelah itu mereka kembali asyik dengan bola futsalnya. Oya, teman yang membawa
layang-layang harus bersedih hati, karena kulihat layang-layangnya putus. Haha.
Kami yang cewek segera berganti
baju karena jam 9 jadwalnya kami akan snorkeling
ke tengah laut. Aku berdebar-debar
sebenernya karena mengingat kemampuan berenangku yang cetek. Tapi
antusias saja karena kegiatan snorkeling
ini menjadi trending topic B10_Genesis
sejak kemarin. Hampir 2/3 dari kami ikut wahana ini. Sisanya, menunggu di tenda
atau main-main di sekitar pantai.
Sebenarnya wahana yang ada di
Pantai Angsana ini selain snorkeling
setahuku juga ada banana boat, jet sky, dan ATV. Tapi yang paling banyak
diminati adalah snorkeling ini.
Karena di Kalimantan Selatan sepertinya yang pertama kali ada fasilitas snorkelingnya ya di Pantai Angsana ini.
Sekitar jam 9 pagi, sekitar 20
orang dengan dua perahu bermesin kecil kami menuju ke tengah laut. Awalnya sangat
menyenangkan dan tentu saja berselfie
ria dulu. Tapi kok kami merasa lama sekali ya baru sampai ke tempat snorkelingnya? Aku mulai cemas lagi,
teman-teman cewek yang lain juga. Kami menyibukkan diri dengan doa semoga tak
terjadi apa-apa di lautan yang kelihatan tak berbatas ini. Setelah setengah jam
dari waktu keberangkatan, mesin perahu dimatikan dan area penyelaman di depan
kami terbentang dengan laut sejernih air mineral! Bayangkan dari atas perahu,
kami bisa melihat koral dan anemon laut. Tak sabar rasanya untuk segera
menyelam. Namun sebelumnya kami harus antri menggunakan snorkel dan kacamatanya dulu.
Waktu pertama kali nyebur,
sebenarnya aku masih takut-takut. Tapi dengan pelan aku mulai memberanikan diri
berenang, mengapung sih sebeneranya, karena menggunakan pelampung. Haha. Jadi
tinggal mengarahkan diri saja. Hanya saja aku tidak terbiasa menggunakan snorkelnya. Selalu ada air yang masuk
mulitku. Rasanya asin pahit gitu. Uhuk.
Beruntung matahari pagi masih
ramah, sehingga tak perlu takut gosong. Aaah senang sekali rasanya. Sekitar
satu jam kami berenang-renang dan menyelam menatap koral-koral di dasar laut.
Kesalahanku dimulai saat aku naik ke kapal dengan niat istirahat, eh ternyata
dunia bergoyang di atas kapal tersebut. Aku juga tidak ngeh dengan teman yang ternyata mabuk laut di atas kapal. Kasihan
dia. Teman-teman yang lain juga merasakan hal serupa, ketika naik kapal. Kepala
rasanya berputar-putar, kami diserang mabuk laut masal. Bahkan ada teman yang
sampai muntah. Jadilah keceriaan snorkeling
teredam semua di saat perjalanan balik kepantai. Tiga puluh menit kami habiskan
untuk menikmati goyangan ombak dan meladeni rasa pusing. Aaaak.
Sampai di darat, pusingnya mulai
hilang. Apalagi dibawa mandi dan keramas. Wuih badan jadi seger lagi. Trus
dibawa makan lagi. Duh, pupus sudah segala gejala mabuk laut. Bahkan seorang
teman nyelutuk, “aku sudah sehat lagi”. Haha.
Agenda setelah itu sebenarnya
langsung pulang. Tapi karena ada teman yang menyusul ikut rombongan snorkeling lagi, jadi kami menunggu
mereka dengan berberes-beres tenda dan foto-foto. Sedangkan matahari mulai menyengat.
Jam 1.45, kami resmi meninggalkan
pantai. Kembali ke dunia nyata, siap kembali meladeni rutinitas kampus. Di
perjalanan pulang, 2 jam pertama kami habiskan bersama sunyi. Lelap dengan
mimpi masing-masing. Investasi kelelahan selama 24 jam terakhir. Tiga jam terakhir
kemudian bus yang kutumpangi, yang isinya mayoritas cewek, kembali riuh dengan
cerita-cerita moment saat di pantai atau pun curcol-curcol tentang kehidupan pribadi.
Kalau ditanya
bagaimana kesannya mengenai liburan ke Pantai Angsana, aku akan menjawab “I’m so have fun” J
Posting Komentar
Posting Komentar