Judul : Ramadhan Returns
Penulis : Shofwan Al-Banna
Penerbit : Pro-U Media
Tahun terbit : 2007
|
Ngapain sih ada bulan Ramadhan
segala? Bikin lemes aja. Coba bayangin: puasa sebulan penuh , nggak boleh
aneh-aneh, disuruh ngaji sama ortu (padahal juga biasanya nggak pernah ngaji),
apalagi kalo’ malem wih, sholat tarawehnya lama banget! Mana imam di masjid
sebelah rumah bacanya panjang dan lambat-lambat lagi, bikin pegel. Akibatnya,
kerjaan jadi nggak beres, belajar nggak konsen, maunya tidur mulu! Seperti
rahib ngantuk di malam hari dan singa tidur di siang hari. Yang asyik dari
Ramadhan paling cuma main petasan, waktu makan (soalnya menunya biasanya cukup
istimewa dibanding hari-hari biasa), sama waktu pergi ke mall buat beli baju baru.
Kamu termasuk orang yang berpikir
seperti itu? Atau paling nggak pikiran model begitu pernah mampir di batok
kepala kamu beberapa menit? Atau kamu termasuk ok-ok aja sama Ramadhan, tapi Ramadhan
yang kamu jalanin terasa garing, sampai-sampai yang rambutnya lurus jadi
keriting? Atau kamu jalanin Ramadhanmu begitu aja tanpa makna yang mendalam,
sekedar tradisi yang ‘taken for granted’?
Kalau iya, kamu beruntung
ngedapetin buku ini, entah beli sendiri atau barangkali dikasih buku ini sama
teman kamu, atau barangkali ada orang ninggal buku ini di suatu tempat lalu
kamu jadi penemunya, atau barangkali ada orang yang iseng yang ngelempar kamu
pake buku ini (coba itung ada berapa kata ‘barangkali’! –yah dunia memang penuh
kebarangkalian). Apapun alasan kamu membaca buku ini, buku ini mencoba memberi
kita cara buat membuat Ramadhan jadi menyenangkan, berkesan, dan tepat sasaran.
Pokoknya, kalau Ramadhanmu garing
dan bikin keriting, gak perlu rebonding. Baca aja buku ini sampai tuntas!
Buku ini membahas ramadhan dengan
sudut pandang yang berbeda: hasil kolaborasi antara teknik-teknik baru yang
mengejutkan, menyenangkan, sekaligus menyenangkan, sekaligus menegangkan dan didesign yang full power. Sesuai prinsip pembelajaran: smile, set relax, think positive! Isinya macem-macem: mulai dari
pembahasan teoritis yang dikupas sampai bikin meringis; sampai dengan tips-tips
praktis yang nggak bikin nangis.
**
Buku ini keren. Itu yang bisa
kusimpulkan. Dengan kemasan mirip majalah, buku ini mampu menyedot perhatianku
yang kurang suka dengan bacaan-bacaan berat. Dengan nama Bookmagz, buku rasa
majalah, buku ini menjadi asyik banget buat dibaca meskipun isinya berat.
Sebenarnya materi dalam buku ini
pernah kudapatkan dalam suatu kajian di SMA sekitar tahun 2007/2008. Dulu judul
bukunya masih Ramadhan is Dead?!.
Oleh karena itulah waktu membaca cover buku kalo buku ini merupakan reborn of Ramadhan is Dead?!, aku
langsung tak ragu lagi membeli buku ini. Meski terbitan lama, isi tentang Ramadhan
tak akan pernah pudar bukan? Sehingga pas banget momennya dibaca sebelum Ramadhan
tiba setiap tahunnya.
Bagian yang paling kusuka dari
buku ini adalah persiapan-persiapan sebelum Ramadhan dan bagaimana menentukan
target yang dilengkapi dengan contoh. Buku ini membantuku menyusun buku Ramadhan Rindang yang inshaallah akan selalu kuisi setiap
tahun. Berisi bagaimana kondisiku sebelum Ramadhan dan kemajuan-kemajuan yang
kucapai usai Ramadhan. Karena selama ini, seperti yang tertulis blurb di belakang buku ini, aku termasuk
orang yang selama ini ok-ok saja dengan Ramadhan tapi Ramadhanku terasa garing
dan miskin makna.
Aku merasa membaca buku ini agak
terlambat karena seharusnya aku membacanya saat bulan Rajab atau Sya’ban. Sehingga
saat Ramadhan tiba, aku sudah benar-benar siap menghadapinya. Warming up kalau kata buku ini. Tapi tak
ada kata terlambat untuk belajar bukan? Beruntung, itulah yang bisa kukatakan
ketika aku menyadari Dia-lah yang menggerakkkan kakiku ke toko buku sehari sebelum
Ramadhan dan membeli buku keren ini.
Ramadhanmu terasa garing? Baca buku
ini!
Posting Komentar
Posting Komentar