Aku baru saja membaca buku
tentang silaturahmi, serta baru saja bertemu dengan orang yang sangat
menjunjung tinggi silaturahmi. Meski mungkin, beliau bahkan tidak terlalu
mengerti dengan arti kata silaturahmi. Beliau memang sudah tua, dan jika
dilihat dari kacamata modern (baca: menurut pandanganku) beliau sangat kolot, cerewet, dan menyebalkan.
Tapi aku melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, sehingga membuahkan
kekaguman pada akhirnya.
salamdakwah.com |
Kata beliau, bertemu atau berkumpul dengan keluarga yang jauh (apalagi
yang dekat) itu sangat penting. Dulu beliau rela berjalan kaki jauh-jauh "hanya" untuk bertamu ke rumah saudara, sampai-sampai ketika di rumah saudara tersebut kehilangan sebuah senter ia dituduh mengambilnya. Meski hal tersebut tidak menghalangi niat beliau untuk tetap bersilaturahmi.
Apalagi di zaman sekarang ini, ketika beragam
macam alat telekomunikasi sudah bisa mengganti kehadiran fisik seharusnya silaturahmi menjadi lebih mudah. Sekarang karena saking banyaknya silsilah keluarga yang mulai rumit, silaturahmi semakin diperlukan. Silaturahmilah yang membuat kita bertemu dengan sepupu-tantenya-mama kita, misalnya. Ada banyak
manfaat lain yang bisa kita dapatkan ketika bersilaturahmi, meski manfaat tersebut
mungkin kurang bernilai dari sudut pandang materi.
Aku pribadi sedikit tersindir saat menulis tulisan ini, karena merasa
aku bukanlah orang yang supel dalam bersilaturahmi. Tapi semoga aku bisa
mengusahakannya mulai hari ini. Terlebih terhadap orang yang sudah memutuskan
atau mengabaikannya. Aamiin.
Posting Komentar
Posting Komentar