Alun-alun Kidul adalah salah satu
tempat yang paling kusukai di Yogyakarta. Suasananya hangat, serasa
sedang tidak berada di kota besar. Sangat cocok dikunjungi ketika ingin
bersantai di tengah keramaian. Letaknya yang berada di belakang Keraton Yogyakarta
juga merupakan keistemewaan tersendiri.
Di suatu malam minggu, aku dan
teman-temanku “nongkrong” di sana. Berbagai macam hal kami lakukan. Mulai dari
mencoba berjalan lurus di antara dua beringin besar, menaiki sepeda hias,
hingga membeli permainan anak-anak dan memainkannya di tengah lapangan. Malam itu merupakan salah satu malam minggu terbaik yang pernah kumiliki. ^^
Ketika mencoba berjalan dengan
penutup mata melewati jalur lurus di antara dua pohon beringin besar yang merupakan
trademark alun-alun kidul, pertama
kalinya aku gagal. Aku melenceng jauh ke sebelah kiri. Mitosnya sih,
orang-orang yang tidak bisa melewati jalan lurus di antara dua beringin besar
itu jalan hidupnya akan berkelok-kelok atau bisa juga pertanda bahwa kita
banyak dosa. Whoho … Tapi di percobaan kedua, aku berhasil berjalan lurus
melewati dua beringin besar tersebut. Yes! Tidak percaya sama mitosnya sih,
hanya seru-seruan ^^
Sesi foto-foto untuk mengabadikan
momen tentu tidak kami lewatkan. Dari yang selfie sampai yang minta fotokan
orang lain –mengganggu orang pacaran, kami lakukan. Waktu itu, tongsis belum
lahir. Jadi agak susah kalau selfie plus mau nangkap background.
Tak ketinggalan kita juga nyoba sepeda hias, itu lho naik sepeda dengan badan
serupa mobil. Beruntung, tempat duduknya cukup untuk kami yang berenam. Entah berapa
putaran mengelilingi lapangan, kami menggowesnya
sambil mendengarkan lagu-lagu koleksi playlist
salah satu dari kami. Yang jelas, cukup capek. Terutama kami yang cewek ini.
Capek keliling-keliling, kita
duduk-duduk sambil makan cemilan. Ada yang beli pentol bakar,
juga minuman. Lagi enak-enaknya duduk, kita dikejutkan dengan kedatangan oleh
seorang banci. Aaaaa, yang cowok langsung menjauh. Illfeel banget mereka. Bisa dipahamilah
ya, pertama mungkin karena malu melihat sesama cowok berpakaian ala wanita. Kedua,
mungkin karena takut digodain, banci kan sukanya sama laki-laki. Hehe.
Entah jam berapa pulang malamnya.
Yang jelas, aku dan teman yang sekost pulang takut-takut. Takut kepergok sama
si mbah atau ibu kost yang sama-sama galak itu. Wkwk.
Posting Komentar
Posting Komentar