Tidak mudah memang menjadi manusia produktif. Aku sedang berusaha mencapainya, bahkan sejak aku paham betapa sesungguhnya semua manusia di dunia ini merugi kecuali mereka yang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Hasilnya, sedikit demi sedikit ritme kehidupanku semakin sibuk dan tentu saja menghasilkan. Meskipun dengan malu kuakui, terkadang kemalasan dan perasaan ingin bersantai menggodaku.
Meminjam nasihat yang sering didengungkan oleh penulis profesional, "menulis itu bukan ketika kita sempat, tapi disempatkan". Di luar kegiatan menulis, hal ini juga sepertinya bisa diaplikasikan. Ada orang yang heran mengapa dengan waktu yang sama 24 jam aku bisa melakukan banyak hal dibanding orang lain. Aku jawab karena itu disempat-sempatkan.
Menulis disempat-sempatkan, ngeblog disempat-sempatkan, ikut organisasi disempat-sempatkan, mengajar bimbel disempat-sempatkan, menggarap naskah skripsi disempat-sempatkan, bahkan makan, shalat, dan tidur pun disempat-sempatkan. Yang tidak disempat-sempatkan sekarang ini hanya mengerjakan penelitian di laboratorium dan membantu proyek dosen. Dua kegiatan itulah yang menyita banyak waktuku selama satu tahun terakhir ini.
So, ingin produktif? Cobalah caraku, disempat-sempatkan. Capek memang, tapi kalau kamu tahu bagaimana leganya ketika kita berhasil mencapai tujuan dengan kerja keras sendiri maka kamu akan rela menyempat-nyempatkan usaha di dunia yang hanya sementara ini.
Posting Komentar
Posting Komentar