Sampai aku berulang tahun ke-20, aku masih berpikir bahwa hidup itu harus bahagia. Bahagia dalam arti sempit yang kupahami waktu itu adalah hidup yang selalu nyaman, tentram, dan damai tanpa masalah apa pun. Punya keluarga bahagia tanpa masalah, punya pribadi yang baik hati, berteman dengan mereka yang menyenangkan, menjalani rutinitas dengan kejelasan jadwal, dsb. Boleh dikatakan begitulah hidupku selama ini. Setidaknya dalam pandangan orang lain, aku selalu menjalani kehidupan yang bahagia.
Kesini-sini setelah mengamati berbagai pengalaman orang-orang di sekitar dan pengalaman pribadi, semakin lama aku berdialog dengan diriku sendiri, aku menyimpulkan bahwa tak mungkin hidup selalu lempang bagai jalan tol. Selalu ada batu-batu sandungan yang hadir di sepanjang usia kita. Dari kerikil-kerikil kecil sampai batu gede sekuat karang. Tak semua rencana berakhir menyenangkan, terkadang kita harus menggunakan plan B dan menerima hasil tak sebaik yang kita harapkan.
imamkamal24.wordpress.com |
Dari masalah-masalah kecil seperti laptop rusak, printer error, motor mogok, sampai masalah yang lebih nyesek. Uang habis, ortu sakit, ada yang suka ngomongin di belakang, dll. Yah, hidup sejatinya seperti itu. Kita selalu ingat yang buruk saja karena kita kurang bersyukur terhadap hidup itu sendiri. Kenikmatan mah sebenarnya udah banyak dikasih Allah, kitanya aja yang lebih suka fokus pada kesusahan. Bisa napas, ortu masih ada, bisa sekolah, punya teman-teman baik, bisa jajan, anggota tubuh lengkap, punya rumah, de el el. Dan lain-lain. Banyak.
Sekarang aku telah mengubah cara pandangku. Tak apalah hidup banyak masalah, dikasih hidup aja udah syukur. Sebagai balasannya, tugas kita harus menyelesaikan masalah-masalah tersebut sebaik-baiknya dan juga tak berhenti melakukan kebaikan. Hidup layaknya sebuah game, selalu ada rintangan di setiap level untuk ditaklukkan. Tak ada tantangan, game berakhir.
Aku hanya perlu menikmati hidup yang indah ini bersama bonus ujian-ujiannya, bersama orang-orang yang aku sayang.
Posting Komentar
Posting Komentar