Alhamdulillah, tahun ini aku diberikan kesempatan bertemu lagi dengan Hari Raya Idul Adha 1436 H. Seperi Hari Raya Idul Fitri kemarin, hari ini aku juga shalat iednya di masjid kampung suami. Setelah shalat, kita makan-makan di rumah mertua. Kemudian bersilaturahmi ke beberapa rumah handai taulan yang memang sudah lama tidak berjumpa.
www.binadarma.ac.id |
Menjelang jam makan siang, kita ngumpul di rumah kakek dari pihak mama. Ini kebiasaan tahunan kita karena alhamdulillah saudara-saudara mama tidak ada yang tinggal terlalu jauh dari rumah kakek sehingga lebih fleksibel ngumpulnya. Sayang, hari ini sedikit menyedihkan karena adik mama paling bungsu (usianya setahun di bawahku) sakit keras. Awalnya cuma panas biasa lalu ternyata datang keluhan sakit di bagian perut dengan berbagai gejala. Komplikasi antara maag, kembung, sakit usus, dan dismenorhae. Sebenarnya sudah lama, namun selalu ditahannya. Hari ini dia mungkin tak sanggup lagi. Akhirnya tadi dibawa ke rumah sakit, namun belum sempat bertemu dokter yang bisa menangani penyakit tersebut (dokter kandungan), sehingga tadi hanya diberi suntikan pengurang rasa sakit.
Hal kedua yang membuat hari ini kurang enak adalah tebalnya kabut asap. Setelah sempat cerah kemarin, hari ini kabut asap kembali melanda. Tidak main-main, pekatnya luar biasa. Suami saja jadi susah bernapas karenanya, mata pun perih. Kabutnya sampai masuk ke rumah euy. Kabarnya sih kabut ini berasal dari kebakaran (atau pembakaran) lahan di daerah-daerah perbukitan atau hutan tadi malam. Alamak, kacaulah negara ambo
Namun dibandingkan yang dua itu, nikmat yang kami rasakan tentu jauh lebih banyak. Salah satunya adalah nikmat dapat berkumpul dan menjalin silaturahmi dengan kerabat dan tetangga. Btw, nikmat dapat daging sapi qurban juga. Tadi suami dan adik bergotong royong membuat sate ala rumahan (sekalian nyoba panggangan yang baru dibeli). Lumayanlah rasanya.
Tuh, bikin satenya pakai masker. Kabut asap mak! |
Ngomong-ngomong tentang qurban, aku berazzam ingin ikut berqurban tahun depan karena tahun ini belum bisa. Selain itu, karena di tv sedang musim-musimnya diberitakan ibadah haji. Aku juga bertekad ingin melaksanakan ibadah haji di umur 30 tahun. Masih ada waktu untuk mendaftar dan mengumpulkan uangnya selama 7 tahun. Mampukan aku ya Allah! Setidaknya aku punya mimpi. Jika untuk urusan dunia saja mimpi kita harus setinggi langit, urusan akhirat jangan mau kalah dong.
Oya, aku baru melihat berita di televisi mengenai tragedi di Mina. Banyak jamaah yang tewas pada musim haji kali ini karena berdesakan untuk melempar jumrah. Ya Allah, terimalah amal ibadah mereka dan catatlah mereka sebagai syahid/ah. Aamiin.
wah sama dong nyatae ya kebanyakan orang
BalasHapus