Kali ini aku akan bercerita tentang nenekku, ibu dari papaku. Sebagai ringkasan, berikut adalah 7 fakta tentang beliau.
1. Umur nenek sudah sangat tua namun kesehatan tubuh beliau terjaga. Tidak ada yang tahu dengan pasti tahun berapa beliau lahir namun kuperkirakan hingga tahun ini umur beliau sekitar 85-90 tahun. Masalah kesehatan yang beliau keluhkan paling sekadar sakit kepala. Untuk panca indra sendiri masih berfungsi dengan baik. Kalah pokoknya orang-orang yang lebih muda dari beliau.
2. Nenek tidak mau tinggal di rumah orang lain, meskipun itu rumah anak sendiri. Alasannya di rumah sendiri beliau bebas mau ngapain aja, tidak menyusahkan anak-cucu. Keempat anak beliau sudah berusaha membujuk agar nenek tinggal di rumah salah satu dari mereka. Nenek tidak mau dan memilih tinggal sendiri di rumah tua peninggalan kakek. Oleh karena itulah papa sebagai anak bungsu yang waktu aku berumur 5 tahun belum punya rumah sendiri memutuskan untuk membangun rumah di sebelah rumah nenek agar bisa menjenguk nenek setiap saat.
3. Meskipun secara umum nenek terlihat sehat, namun secara fisik tak dapat dipungkiri bahwa tubuh beliau sudah lemah karena faktor usia. Oleh karena itu sekitar sejak 10 tahun yang lalu beliau sangat jarang menginjakkan kaki ke tanah, karena dilarang oleh anak-anaknya. Toh semua kebutuhan beliau sudah disediakan termasuk makanan 3 kali sehari. Bahkan beliau dilarang untuk pergi shalat ied meski beliau ingin sekali. Bukan apa-apa, itu untuk kebaikan nenek sendiri. Sekitar 5 tahun yang lalu, tangan beliau patah karena terjatuh dari teras. Beruntungnya masih bisa diurut dan diberi pin lalu dilepas lagi. Aih kulit beliau padahal sudah tipis sekali lho. Waktu resepsi pernikahanku, nenek digendong oleh papa ke panggung resepsi. Hal itu merupakan sebuah keharuan sendiri di tengah pesta kebahagiaan keluarga.
Nenek bersama mama dan papa di pesta pernikahanku |
4. Nenek adalah guru mengajiku. Selepas maghrib anak-anak seumuranku akan ramai-ramai datang ke rumah nenek untuk mengaji. Kadang-kadang juga mengaji waktu siang atau sore. Aku bandel dulu waktu mengaji. Beruntunglah masih lancar mengaji hingga sekarang. Sedikit pengakuan dosa, dulu aku senang iseng memindahkan penanda batas bacaan Al-Quran punya teman ke halaman yang lain. Ketika nenekku membaca dan ingat bahwa bukan halaman itu yang dibacanya kemarin, aku terkikik geli mendengarnya. Aih jahatnya aku dulu.
5. Nenek itu kuat, secara mental. Terbukti ketika nenek ditinggal meninggal terlebih dahulu oleh anak beliau yang ketiga (kakaknya papa) padahal beliau tidak sempat melihat jenazahnya langsung. Beliau ada di Samarinda di rumah kakak papa yang kedua saat kejadian. Jadi saat penerbangan menuju rumah duka, jenazah sudah dikebumikan. Beliau hanya berkata bahwa setiap orang pasti akan "kembali".
6. Akhir-akhir ini beliau sering melihat bayangan-bayangan orang yang sudah meninggal dan menceritakannya seolah-olah itu adalah hal biasa. Bahkan jika ada kejadian besar semisal tong air pecah beberapa waktu yang lalu. Itu pertanda bahwa "seseorang" ingin berbicara padanya.
7. Kegiatan beliau sehari-hari adalah bangun-shalat-makan-duduk-baca Alquran-tidur. Itu saja. Beliau juga kadang duduk-duduk di depan pintu rumah. Aku mungkin sudah mati kebosanan dengan rutinitas seperti itu. Beda usia, beda pemikiran memang. Selain kami, kadang ada tetangga-tetangga yang duduk menemani sambil ngobrol dengan beliau. Dua tahun terakhir di rumah nenek sudah ada tv sehingga kadang-kadang suara tv juga menemani beliau, itupun jika beliau mau menonton atau televisinya kami hidupkan.
Itulah 7 fakta terpenting dari seorang nenekku yang bernama Siti Aliyah. Fakta-fakta yang lain mungkin sama saja dengan sifat nenek-nenek pada umumnya. Semoga hingga akhir hidup beliau sehat walaafiat. Aamiin.
Posting Komentar
Posting Komentar