Hari ini Maya, sepupuku yang paling kecil berulang tahun. Dia genap berusia 6 tahun sekarang. Juli ini dia bakal berubah status jadi anak SD dari anak TK B. Karena dia memang sedang rajin-rajinnya membaca jadilah kado untuknya tahun ini kubelikan dia majalah kesayangan sejuta anak, Majalah Bobo.
Waktu membeli majalah ini kemaren rasanya dejavu saat aku kecil dulu. Kurang lebih seumur Maya juga waktu pertama kali Papa membelikanku majalah ini. Waktu itu sekitar tahun 1999, 17 tahun yang lalu ya berarti aku kenal pertama kali dengan Bobo. Bayangkan saja bagaimana keadaan pada tahun tersebut, kalau bisa membayangkan kalian pasti akan mengerti mengapa membaca sebuah majalah anak adalah sebuah kemewahan bagiku. Tidak sampai berlangganan memang, aku membelinya hanya ketika Papa sedang ada di rumah karena tempat kerja beliau jauh dan hanya bisa pulang satu bulan sekali. Meski terhitung jarang, bacaan yang terdapat dalam majalah Bobo sedikit banyak membentuk karakterku.
Ini bookwrap karya Maya sendiri dengan sedikit bantuanku |
Ketika membuka halaman-halaman majalah Bobo yang akan kuhadiahkan ke Maya, aku merasakan perbedaan zaman yang sangat jauh dari zaman kecilku dulu. Terutama dalam bidang teknologi informasi dan orang-orang terkenal yang termuat di dalamnya. Dulu itu aku rasanya ingin sekali ikut menulis surat untuk Bobo atau mengirimkan cerita pendek untuk rubrik Tak Disangka, Arena Kecil, atau bahkan Kuis Bibi Titi Teliti. Sayang keterbatasan aksesku terhadap pelayanan pos apalagi internet membuatku hanya bisa berharap dan membaca kiriman dari anak-anak lain di seluruh Indonesia.
Melihat Majalah ini membuatku berpikir dan sepertinya memang akan kulaksanakan yaitu aku akan berlangganan majalah Bobo. Untuk apa? Itu yang mungkin terlintas di fikiran orang-orang yang mengetahui bahwa aku sudah 24 tahun, menikah, dan bekerja berlangganan majalah anak-anak. Lagipula di rumah masih belum ada anak kecil. Jawabannya adalah aku ingin "balas dendam" kepada masa laluku yang sangat sulit aksesnya terhadap bacaan anak berkualitas seperti Majalah Bobo. Lagipula aku masih doyan membaca cerpen anak. Waktu kutengok, sekarang juga ada khusus rubrik cerpen misteri dan serial Sherlock Holmesnya. It's not about age, really? Maya yang kadang menginap di rumah pun sering kali minta bacakan cerita dari majalah ini kalau dia mau tidur. Jadi tak ada salahnya untuk mengoleksi kembali sebagai sarana nostalgia dan edukasi untuk keluarga kecilku nanti.
Posting Komentar
Posting Komentar