Ada kalanya aku ingin membaca novel
dengan cerita yang ringan dan menghibur. Ketika saat-saat seperti itu datang,
aku sedikit kesulitan untuk menemukan novel yang kumaksud di rak bukuku.
Rata-rata isi rak bukuku kebanyakan memang buku nonfiksi, jika pun fiksi tentu
tema novelnya berat, tema sains, detektif, sejarah, atau gabungan ketiganya. Sejak
dulu, karena keterbatasan dana aku selalu selektif memilih buku yang akan
kubeli. Oleh karena itulah aku jarang membeli novel, buku nonfiksi sepertinya
lebih bermanfaat jika dikoleksi.
Bagaimana cara aku memenuhi kebutuhanku
membaca novel? Dulu, aku bisa ke perpustakaan atau ke tempat penyewaan novel
dan membawa satu dua novel untuk dibaca satu minggu ke depan. Saat
mengembalikannya nanti, aku akan meminjam dua novel yang lainnya. Begitu
seterusnya. Terkadang aku juga cuci mata ke toko buku terdekat dan membeli satu
novel terbaik pilihanku saat itu dengan uang tabungan yang sengaja kusisihkan
untuk membeli buku.
Sekarang setelah menetap (lagi) di kota
kecil ini, aku kesulitan untuk melakukan hal-hal tersebut. Koleksi buku fiksi
di perpustakaan kotaku payah sekali. Hanya terdiri dari novel-novel berumur puluhan
tahun dan penulisnya masuk dalam jejeran sastrawan angkatan lama. Ahh.
Satu-satunya tempat penyewaan novel langgananku dulu waktu SMA juga sekarang
sudah tutup. Jangan tanya tentang toko buku, di kota ini hanya ada 2 toko buku
(agak) besar. 75% isinya adalah buku-buku pelajaran, sisanya novel, komik, dan
buku nonfiksi dengan harga jauh di atas harga normal.
Begini nih nasib bookholic di daerah. Perlu perjuangan ekstra untuk bisa menyantap kelezatan bernama buku. Jangan tanya tentang bookfair. Bookfair hanya diadakan di kota madya dan ibukota provinsi ratusan kilometer dari rumahku. Itulah alasan mengapa setiap aku datang ke bookfair, aku seperti orang kelaparan dengan membeli banyak buku agar merasa 'kenyang'.
Buku di perpustakaan kota, jadul |
Begini nih nasib bookholic di daerah. Perlu perjuangan ekstra untuk bisa menyantap kelezatan bernama buku. Jangan tanya tentang bookfair. Bookfair hanya diadakan di kota madya dan ibukota provinsi ratusan kilometer dari rumahku. Itulah alasan mengapa setiap aku datang ke bookfair, aku seperti orang kelaparan dengan membeli banyak buku agar merasa 'kenyang'.
Pernah dapat merchandise dari toko buku online. Asyik! |
Semoga akses buku untuk semua daerah di Indonesia semakin mudah ke depannya. Karena sebenarnya ada banyak orang Indonesia yang suka membaca. Namun tidak di dukung oleh fasilitas perpustakaan, jaringan toko buku, kebijakan pemerintah, dan lingkungan yang pro terhadap bookholic di kota kecil seperti aku.
Posting Komentar
Posting Komentar