Awal Agustus lalu aku menghadiri acara
resepsi perkawinan saudara sepupu nenek aku, yang berarti dia nenek aku juga.
Wow, sudah “bergelar” nenek kok baru nikah? Jangan dikira sepupu nenekku tersebut
sudah lanjut usia ya, dia baru 30 tahunan. Hanya karena struktur keluarga besar
saja yang membuat dia punya gelar nenek. Nenekku yang asli memang lahir dari saudara
lebih tua dan menikah di usia muda sehingga cepat punya cucu pertama, yaitu aku. Btw,
kalau menyapa beliau aku nggak manggil dia nenek kok tapi “kakak”. Haha.
Yup, aku memang terlahir di keluarga
yang sangat besar. Adalah Datu Andin Asmuni yang merupakan cikal bakal keluarga
besar ini. Beliau dulunya adalah seorang kepala desa di kampung tempat kami
bermukin sekarang. Beruntung, sekarang pamanku juga menjadi kepala desa. Meski
melalui proses pemilihan umum, tapi kata oranga-orang sebagian faktornya juga
berasal dari nenek moyang kami yang memang seorang pejabat desa. Oya konon Andin sendiri adalah nama
gelar bangsawan Banjar pada zaman dahulu kala. Penjelasannya bisa dibaca sendiri di laman Wikipedia.
Dari Datu Andin ini lahirlah 9 anak, diantaranya
adalah orang tua nenekku. Aku memanggil beliau Datu Rohani dan alhamdulillah sempat melihat
beliau hidup. Pada tahun 2011 yang lalu beliau meninggal. Semoga
almarhum datu diterima di sisi Allah SWT. Aamiin. Hanya Datu Rohani yang menempati
rumah keluarga Andin. Delapan orang saudara beliau merantau ke luar kampung,
bahkan ada yang hingga kini beranak pinak di Jakarta. Sedangkan yang terdekat
ada di kampung sebelah. Dari 9 orang tersebut, yang masih hidup tinggal 4
orang. Termasuk Datu Khairul yang menjadi orang tua mempelai pengantin yang kuhadiri
hari Minggu yang lalu, beliau anak ke delapan di keluarga Andin.
Datu Rohani sendiri punya 6 anak,
nenekku adalah anak yang kedua. Lagi-lagi, hanya nenek yang menetap di kampung
kami. Ke-5 anak datu yang lain, bermukim di perantauan setelah menemukan
jodohnya masing-masing. Nenek sendiri punya 5 anak, alhamdulillah hampir
semuanya menetap di kampung kami termasuk mamaku yang menikah dengan bapa yang
juga asli dari kampung sini. Btw, bapa juga berasal dari keluarga besar yang masih terikat dengan keluarga besar dari mama. Akan kuceritakan silsilahnya nanti di postingan yang lain.
Oya, setelah acara resepsi pernikahan
kemarin aku diundang di grup BBM dan WA keluarga besar Andin Asmuni. Senang
rasanya bisa silaturahmi dengan keluarga besar meski hanya lewat dunia maya. Meski aku kurang hafal nama dan silsilah sebagian besar generasi “tua”nya. Tapi paling tidak dengan adanya grup ini, dapat membuatku semakin mengetahui hubungan antar setiap orang. Tidak hanya label "keluarga" tapi juga pertalian darah. []
Posting Komentar
Posting Komentar