Selasa dan Rabu, 22-23 Nopember 2016 adalah dua hari yang sangat berkesan bagi masyarakat dan orang-orang yang beraktivitas di Kota Barabai. Barabai banjir lagi, ini banjir yang kedua kalinya di tahun 2016. Banjir yang pertama sekitar bulan Februari, di awal tahun 2016.
Pada banjir sebelumnya, aku mengalami mogok motor di tengah-tengah genangan banjir. Saat itu aku masih pakai Ride. Waktu itu aku sedang dalam perjalanan pulang bekerja. Waktu itu aku masih belum pandai memilih rute yang genangan airnya lebih dangkal dibandingkan ruas jalan lainnya.
Kali ini aku lebih berhati-hati. Sekitar satu minggu sebelumnya, hari Senin air sungai juga sudah meluap, tetapi tidak di semua wilayah kota. Waktu itu aku ke luar kantor karena ada yang dicari, alhasil aku mengambil jalan berputar mencari jalan yang airnya lebih dangkal. Sekalian survei gitu. Hehe.
Kali ini aku mengambil rute yang biasanya paling dangkal. Aku selamat tanpa mogok melewatinya, meski tetap saja tinggi airnya lebih dari perkiraanku, sangat dalam. Sedikit khawatir juga kalau sampai mogok karena sudah pernah mengalaminya dan itu sangat tidak enak sekali.
Semoga di tahun-tahun berikutnya banjir tidak datang lagi. Aktivitas warga jadi terganggu, terutama mereka yang rumahnya kebanjiran. Kasihan. Oh iya banjir periode kali ini memakan korban. Seorang anak 8 tahun yang tenggelam terseret arus sungai ketika bermain-main di kawasan banjir di dekat sungai.
|
Lapangan Dwi Warna tampak atas |
|
Halaman Rumah Sakit yang juga ikut terendam |
|
Area pasar Murakata terendam cukup dalam |
|
Anak-anak bermain di lokais banjir |
|
Barang-barang di dalam rumah seorang warga yang terpaksa dipindah ke bagian yang lebih tinggi |
|
Banjir di dalam komplek perumahan |
|
Kedalaman banjir sepinggang orang dewasa |
|
Mengarungi banjir |
|
Rumah yang terendam banjir |
diamna2 banjir artinay sudah harus jadi perhatian kita semua ya
BalasHapusBenar sekali, Mbak Tira.
BalasHapus