Siapa
yang suka berwisata? Mungkin banyak yang mengacungkan jari untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Karena biasanya bepergian ke tempat-tempat baru dalam
rangka berwisata adalah kegiatan yang menyenangkan. Namun, jika ada pertanyaan
‘siapa yang ingin berbisnis wisata?’ Mungkin tak banyak yang akan mengiyakan,
karena sebagian besar orang berpikir bisnis wisata itu sulit. Padahal berbisnis
wisata itu tidak sesulit yang dibayangkan kok, begitu kata Bapak Cheriatna.
Bagi
yang belum tahu, Bapak Cheriatna adalah praktisi bisnis wisata halal di Indonesia.
Wisata halal, apa pula itu? Memangnya ada ya wisata yang haram? Ada dong! Itu
yang prosedurnya tidak dilakukan secara syariah, serta pada waktu berwisata
malah lupa melaksanakan ibadah shalat yang hukumnya wajib, dan bahkan ada pula
wisata yang ketika malam harinya diisi dengan kegiatan yang tidak disyariatkan
oleh Islam. Kalau wisata halal, sebaliknya.
Dengan
mengikuti program wisata halal inshaallah
kehalalannya terjaga dan kegiatan wisata bisa jadi berkah. Sayangnya, travel
khusus wisata halal di Indonesia masih sedikit sekali. Ini sebenarnya bisa jadi
peluang bisnis bagi kamu yang suka jalan-jalan sekaligus menghasilkan uang.
Bisa? Bisa banget.
Salah
satu caranya adalah dengan belajar kepada ahlinya, seperti Bapak Cheriatna. Jangan
khawatir jika kita tidak bisa bertemu langsung dengan beliau. Karena pemilik Cheria Travel ini sudah membagikan
ilmunya lewat sebuah buku bisnis yang berjudul Laris Manis Bisnis Wisata Halal. Buku ini menjabarkan seluk beluk
bisnis wisata halal. Ilmu yang beliau bagikan di dalam buku ini adalah hasil
pengalaman beliau selama bertahun-tahun menjalankan bisnis di bidang travel.
Pasti sangat berguna.
Di
dalam buku bersampul biru unyu-unyu ini
kamu akan menemukan berbagai macam ilmu terkait bagaimana membangun dan
menjalankan bisnis wisata halal. Dimulai dari data bahwa terjadi peningkatan
pada jumlah wisatawan Indonesia yang ingin jalan-jalan ke luar negeri, di
samping untuk melaksanakan umroh. Jumlah muslim yang semakin meningkat juga
merupakan peluang besar bagi bisnis wisata halal di Indonesia.
Di
halaman 9 buku ini kamu akan menemukan kriteria bisnis halal yaitu diantaranya:
- Tersedianya fasilitas tempat shalat dan berwudhu
- Adanya pemberitahuan tentang waktu shalat
- Adanya arah kiblat dan Al-Qur’an di kamar hotel
- Tidak adanya aktivitas non-halal selama wisata, seperti perjudian dan minum minuman beralkohol
- Terjaminnya status halal makanan yang disajikan
Menurut
buku ini, destinasi wisata halal ke luar negeri terutama adalah ke negara
Jepang, China, Korea, dan negara-negara di Eropa. Semua negara tersebut notabene adalah negara minoritas muslim.
Sehingga bagi wisatawan muslim yang ingin merasakan kenyamanan beribadah selama
berwisata, travel wisata halal adalah pilihan yang tepat. Jangan lupakan juga
Indonesia, negara kita ini memiliki destinasi yang mendunia seperti Raja Ampat
dan Pulau Derawan. Jangan ragu untuk menjelajahnya dengan menggunakan travel
wisata halal karena -sedikit bocoran
dari Bapak Cheriatna, non-muslim pun bahkan menyukai tour halal (halaman 20-21).
Dari
mana memulai bisnisnya? Menurut penulis buku ini ada 4 hal utama yang harus
dimiliki oleh seseorang yang ingin membuka bisnis wisata halal, yaitu
menguatkan azzam, memiliki pengalaman atau menguasai ilmu tour, melakukan perhitungan biaya operasional, dan melakukan usaha
sebesar pendapatan yang diinginkan (halaman 22-24).
Hal
yang tak kalah pentingnya adalah memasarkan bisnis wisata halal kita dengan
cara digital. Ya ini zaman media sosial, sebagai pebisnis kita harus pandai
memanfaatkannya dengan maksimal. Di halaman 25 dan seterusnya, Bapak Cheriatna
menuliskan 4 cara maketing terbaik
bisnis wisata halal. Saya suka dengan quote yang beliau tulis terkait pemasaran
lewat media online, yaitu:
“Investasi tulisan sangat menguntungkan lebih dari investasi emas.” (Halaman 30)
Sebagai
pebisnis, kita juga perlu mengikuti komunitas yang sesuai dengan bidang bisnis
yang kita geluti agar kita dapat teman dan bisa sharing ilmu di komunitas tersebut. Dalam bisnis wisata halal, di
Indonesia ada Halal Travel Konsorsium dan Asosiasi Travel Halal Indonesia. Inilah
kerennya buku ini. Kedua komunitas tersebut dijelaskan detail dalam buku ini
(Halaman 32-36) termasuk bagaimana menjadi cara mendaftar ke salah satu atau
kedua komunitas tersebut. Keren kan?
Sebagai
pelengkap, di dalam buku ini juga terdapat testimoni pelaku dua usaha travel
wisata halal (halaman 45-50). Selain itu juga terdapat beberapa testimoni
pengguna wisata halal (halaman 38-45). Hal ini menunjukkan bahwa bisnis travel
wisata halal itu menguntungkan dan banyak diminati oleh masyarakat luas.
Ilmu
yang cukup mahal menurutku ada di halaman 57, yaitu pembahasan tentang cara handling komplain pelanggan. Di bagian
ini Bapak Cheriatna menjelaskan dengan singkat bagaimana cara dan pengalamannya
dalam merespon komplain yang ditujukan pelanggan ke perusahaan travel miliknya.
Sebagai penutup buku ini juga melampirkan foto-foto perjalanan wisata halal dan
destinasi wisata halal favorit beserta contoh itinerary-nya.
Destinasi Wisata Halal |
Dari
segi bahasa, buku ini mudah dinikmati karena kalimat-kalimatnya mengalir dengan
sederhana. Meski terkesan agak serius. Hal ini bisa dipahami karena tema yang
diangkat juga sedikit berat. Ini bisnis, bro!
Setelah menamatkan buku berjumlah 80 halaman ini, aku menarik beberapa
kesimpulan yaitu:
- Berbisnis wisata halal itu mudah dan menjanjikan
- Selain keuntungan materi, dengan berbisnis wisata halal kita pun bisa mendapat kepuasan batin yaitu dengan berjalan-jalan ke tempat yang jauh
- Sudah ada beberapa komunitas bisnis wisata halal di Indonesia, sehingga pebisnis wisata halal yang masih baru dapat dengan mudah menyerap ilmu dari komunitas tersebut.
Selain
banyak kelebihan yang sudah kusebutkan di atas, sebagai karya buku ini pun tak
lepas dari kekurangan. Berikut beberapa masukan tentang buku Laris Manis Bisnis
Wisata Halal untuk penulis agar karya ke depannya lebih baik lagi.
- Buku versi ebook yang kubaca tidak disusun per bab sehingga sulit menelusuri isinya. Diperlukan kelompok-kelompok pembahasan dalam bentuk bab, tidak hanya berupa judul-judul kecil yang tersebar di seluruh bagian buku.
- Setiap pembahasan dalam buku ini menurutku belum terlalu mendalam. Seandainya pembahasan setiap poin dijelaskan lebih detail, buku ini pasti lebih nendang lagi.
Sekaramg sepertinya bukan waktunya mencari kerja tetapi sekarang waktunya membuka lapangam kerja
BalasHapusIya Mas, wiraswasta jauh lebih keren daripada karyawan.
Hapusjadi penasaran pingin baca bukunya
BalasHapus