Aku hari ini, terjebak di antara status sebagai seorang istri dan mimpi traveling kemana-mana. Sebagai pendamping suami, adalah hal yang mustahil sering bepergian apalagi sendirian. Faktanya setelah menikah, aku hampir selalu ngetrip bareng suami dan itu hanya bisa kulakukan paling banyak sebulan sekali.
Aku hari ini, terjebak di antara status sebagai pegawai kantoran dan mimpi kuliah lagi. Kuliah yang jauh, sekalian traveling maksudnya. Kalau sekadar kuliah mencari ilmu atau gelar, di dekat-dekat sini pun bisa. Namun, yang kuinginkan tentu pengalaman bersama teman dan di tempat yang baru sekaligus mencari ilmu. Impianku pun muluk, kuliahnya kalau bisa lewat beasiswa. Biar ekonomis dan sebagai pembuktian atas kemampuan akademikku.
Keputusan kuliah lagi memang agak berat, meski suami mengizinkan. Kasihan juga kalau ditinggal jauh-jauh karena dia bekerja di sini. Posisiku di kantor pun sebenarnya menjanjikan, sayang kalau ditinggal. Pulang-pulang, belum tentu bisa dapat kerja cepat di tempat yang setepat sekarang ini. Belum lagi dari segi finansial, jelas hanya mengandalkan beasiswa dan gaji suami kalau aku kuliah lagi. Di sisi lain, mimpiku untuk berkuliah lagi rasanya terlalu sayang untuk dilepas. Oleh karena itu aku tak pernah berhenti berusaha mencari info, mengusahakan, dan apply beasiswa ke kampus-kampus impian.
credit |
Aku hari ini, terjebak di antara ketakutan untuk mulai berwirausaha dan keyakinan bahwa menjadi pengusaha itu harus. Mengandalkan gaji dari kantor memang aman, tapi tentu hasilnya tak lebih dari cukup. Sedang mimpiku banyak. Salah satunya ingin punya perpustakaan pribadi yang dibuka untuk umum, terutama anak-anak. Mimpi itu butuh modal. Aku perlu jalan agar uang tak lagi menjadi masalah sehingga bisa mewujudkan mimpi-mimpi besar dan gilaku.
Di sisi lain, aku belum punya keberanian, modal, dan dukungan moril yang cukup untuk memulai bisnis. Meski sambil tetap bekerja di kantor, kuingin bisnis ini sebagai sampingan dulu. Peluangnya sudah ada, bahkan mungkin sejak dulu. Namun, tekadku yang maju mundur membuat impianktersebut tak bisa terwujud dengan mudah. Aku belum terlalu percaya diri menjalankan bisnis seorang diri. Terutama karena sifat introvertku.
Aku hari ini, terjebak di antara keinginan menjadi penulis buku dan kemalasan yang luas biasa untuk memulai konsisten menulis satu tema. Setiap hari aku menulis, tapi hasilnya belum layak untuk dirangkum menjadi sebuah buku. Tulisan-tulisan lepas dan abstrak yang memenuhi folder penyimpananku sebagian besar hanyalah catatan buah pikir dan perasaan untuk hal-hal yang kuanggap penting dalam hidupku. Pun, aku masih terlalu malas untuk meluangkan waktu khusus untuk menulis. Padahal mimpi menjadi penulis telah terbit semenjak kanak-kanak. Oh, aku yang malas.
Aku hari ini, terjebak di antara rasa syukur dan sesal untuk hal-hal yang telah dan belum terjadi di hidupku.
mungkin hrs segera dimulai daripada ketakutan , kayaknya dg begitu akan tertantang tuk menyelesaikannya
BalasHapuslakukan lah semua keinginan yg ingin dicapai dari skrng
BalasHapusAku hari ini terjebak antara mau tidur atau lanjut nonton film. Hihihih
BalasHapus.
Mungkin sebaiknya tidak usah terlalu dipikirkan, toh hidup untuk dijalani dengan sebaik2nya.. 😊😊😊
Kadang kita harus seperti ini. Tidak banyak menarget diri.
Hapus