Pertama kali mendengar istilah Video on Demand (VOD), yang terlintas di benakku adalah youtube. Ya, situs ini memang menjadi favorit sebagian besar pengguna internet untuk menonton dan mendownload berbagai jenis video atau bahkan mengunggah video buatan sendiri. Namun, setelah membaca beberapa referensi mengenai VOD, ternyata cakupan definisi VOD jauh lebih spesifik daripada sebuah youtube.
VOD sendiri adalah layanan yang menyediakan beragam video berdasarkan permintaan pengguna. Materi videonya bermacam-macam, seperti film, drama, atau tayangan televisi. Dengan membayar paket berlangganan yang sudah ditentukan, para pengguna bisa bebas mengakses ratusan jenis dan judul video di sebuah aplikasi VOD. Contoh aplikasi VOD yang sedang booming di Indonesia adalah Hooq, Iflix, UseeTV, dan Viu.
credit |
Kelebihan yang ditawarkan semua aplikasi VOD adalah bebasnya pemilihan judul dan waktu tayang sebuah video oleh pengguna. Canggih sekali dunia sekarang ya. Kalau dulu kita harus ke bioskop untuk nonton film atau nunggu VCDnya keluar. Pun, kita harus menunggu sinetron atau drama di jam pulang sekolah untuk bisa menyaksikan serial kesayangan kita. Sekarang kita bisa mengakses apa pun yang ingin kita tonton kapan pun kita mau.
Beberapa aplikasi juga menyediakan fasilitas download video di aplikasi VOD sehingga pengguna tetap bisa nonton saat offline. Ketergantungan layanan VOD dengan jaringan internet dimanfaatkan dengan baik oleh para provider seluler di Indonesia, yaitu dengan bekerja sama dengan aplikasi-aplikasi tersebut. Salah satu bentuk kerja sama ini adalah provider menggratiskan sekian gigabyte dari total paket kuota internet untuk mengakses layanan sebuah VOD. Bagi pelanggan VOD, ini tentu angin segar. Namun, bagi yang belum kenal dengan aplikasi VOD, gratis kuota seperti itu adalah sebuah kemubaziran.
Mengapa VOD berkembang dengan cepat sekarang ini? Sama seperti layanan music on demand. Hal ini karena kebutuhan hiburan orang-orang semakin meningkat dan dinamis. Perlu dicatat bahwa kebanyakan layanan VOD yang ramai sekarang adalah VOD mobile alias berada dalam genggaman, bukan dalam bentuk layar kaca atau yang hanya bisa dinikmati dengan duduk dalam satu ruangan.
Aku sendiri bukan penikmat VOD, setidaknya belum. Aku masih merasa cukup 'terhibur' hanya dengan menonton film atau drama korea dari laptop yang filenya kuminta dari kolektor film di kantorku. Pun, aku masih tidak terlalu masalah dengan jam tayang HBO atau program televisi lainnya. Kalau pun ada video yang benar-benar ingin kulihat, aku bisa mengaksesnya di layanan video sejuta umat, a.k.a youtube. Intinya, aku bukan pecandu video yang hingga berpikir harus menggunakan layanan video on demand. Belum.
Bagaimana dengan kalian, sudahkah menikmati layanan VOD? Share pengalaman kalian di kolom komentar ya. []
Posting Komentar
Posting Komentar