Halo semuanya, ketemu lagi dengan postingan FBB Kolaborasi di blogku. Bulan September ini, FBB Kolaborasi punya tema yang aku suka banget yaitu Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca. Bagi bookaddict sepertiku, tema sejenis ini adalah hal yang menyenangkan untuk ditulis.
Bukan tanpa alasan tema ini diambil untuk FBB Kolaborasi bulan September. Fyi, aku sendiri pun baru tahu kalau bulan September itu adalah bulan Gemar Membaca. Sedangkan Hari Kunjung Perpustakaan jatuh pada setiap tanggal 14 September. Kedua momen literasi ini berlaku nasional sejak dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1995.
Aku tidak akan menjabarkan data statistik yang menunjukkan betapa rendahnya minat baca sebagian besar masyarakat Indonesia. Itu bisa kamu temukan di banyak referensi lain. Lagipula tak perlu data statistik, melihat minat baca di lingkungan sekitar saja sudah kelihatan. Jumlah orang yang tidak suka membaca jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang yang gemar membaca.
Aku sendiri sejak dulu selalu merasa asing karena di lingkungan sekitar, aku tak menemukan teman yang juga senang membaca. Dipandang aneh dan nerd juga sudah biasa. Namun, aku tak menghentikan hobi membaca hanya karena tidak dianggap keren oleh orang lain. Aku tetap melahap banyak buku sejak aku tahu deretan huruf bisa mengandung banyak makna.
September adalah Bulan Gemar Membaca |
Dari Satu Perpustakaan ke Perpustakaan Lain
Perpustakaan sendiri selalu menjadi tempat favoritku di mana pun aku berada. Perpustakaan pertama yang menjadi basecamp-ku adalah perpustakaan SD-ku. Di ruangan yang bergabung dengan ruang guru tersebut aku dan teman-teman saat SD biasanya berkumpul saat istirahat. Membaca dan meminjam buku-buku yang sama berulang-ulang karena koleksi bukunya yang sedikit dan sudah usang. Buku yang paling kuingat adalah tentang Berlibur ke Pulau Dewata dan Pohon Kantong Semar Raksasa. Sisanya adalah buku-buku pelajaran dan buku sastra lama. Berat bacaanku memang. Mau bagaimana lagi, hanya itu yang tersedia.
Saat aku masuk SMP, koleksi buku yang kujumpai di perpustakaan sekolah sudah bertambah banyak. Aku semakin semangat berkunjung ke perpustakaan. Di sinilah aku berkenalan dengan Trio Detektif dan novel-novel romance terbitan lama. Novel yang paling kuingat itu adalah Matahari Tengah Malam karya Marga T. Latar tempat di novel ini adalah Macchu Pichu. Itulah awal mula yang membuatku ngebet ingin travelling ke kota peninggalan Suku Inca tersebut, sampai sekarang.
Macchu Picchu! (source) |
Di masa-masa ini juga aku mulai membaca novel sastra lama macam Atheis, Hulubalang Raja, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Vanderwijk, Sengsara Membawa Nikmat, Di Bawah Lindungan Kabah, dan lain-lain. Berbeda dengan di SD yang tidak ada librarian-nya, di SMP sudah ada petugas perpustakaannya. Ibunya galak sekali, terutama kepada anak-anak cowok yang suka bikin ribut di perpustakaan.
Saat aku masuk SMA, koleksi perpustakaannya jauh lebih banyak daripada koleksi perpustakaan SMPku. Sayang, sepi. Tidak banyak teman yang suka ke perpus ternyata. Padahal jumlah siswanya banyak sekali. Angkatanku saja waktu itu sampai sembilan kelas satu angkatan. Ngeri memang, sekolah favorit. Tapi tak banyak yang memfavoritkan buku.
Di perpustakaan SMAku ini aku banyak bertemu teenlit, bacaan islami, novel tebal, dan berbagai jenis bacaan lainnya. Satu kali seminggu jadwalku sudah pasti ke perpustakaan buat minjam dan ngembaliin buku yang sudah selesai dibaca.
Karena SMAku di kota kabupaten, aku juga jadi sering berkunjung ke perpustakaan Kota Barabai. Di sini koleksi bukunya makin banyak. Aku suka. Sekarang karena balik kerja ke kampung halaman, sesekali aku masih mengunjungi perpustakaan ini. Sayang, sekarang akunya sibuk jadi jarang mampir ke sana.
Salah satu kartu perpustakaanku |
Pada saat kuliah, aku masuk ke sebuah kampus sains. Tak ada novel dan bacaan menarik di perpustakaannya, hanya ada bahan referensi kuliah. Baik di fakultas maupun perpustakaan cabang universitas. Rata-rata isinya karya ilmiah semua. Jadi aku melarikan diri ke perpustakaan Kota Banjarbaru.
Dari semua perpustakaan yang pernah aku kunjungi, perpustakaan Kota Banjarbaru ini yang paling keren menurutku. Ruangannya rapi dan bersih, sistem kerjanya disiplin dan modern. Serta yang paling penting koleksi bukunya banyak dan update. Perpustakaan Kota Banjarbaru juga sering mengadakan acara offline yang menarik seperti menghadirkan sastrawan dan lomba-lomba kepenulisan. Daebak!
Mimpi Masa Depan
Saking sukanya aku dengan perpustakaan, tak heran suatu hari di masa depan aku ingin mendirikan perpustakaan pribadi yang terbuka untuk umum. Konsepnya modern dan playfull agar pengunjung dari kalangan anak dan usia remaja tertarik untuk sering berkunjung. Hal ini bertujuan untuk membantu meningkatkan minat baca orang-orang di sekitarku.
Perpustakaan Impian |
Di bulan September seperti ini, acara-acara literasi sangat pas diadakan untuk merayakannya sebagai Bulan Gemar Membaca. Pada tanggal 14 September pun nanti akan kuadakan event menarik agar banyak orang yang berkunjung ke perpustakaan, sebanyak orang-orang menyerbu mall saat diskon. Sepertinya seru.
Berkhayal ternyata indah juga, tapi doakan saja semoga terwujud agar Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan ini hanya tak sekadar nama.[]
Sejak pertama baca tulisan mba Rindang aku sudah curiga kalo authornya bookaddict, haha, emang bener ya katanya kualitas tulisan itu memperlihatkan kualitas bacaannya. Banyak benerrrr bukunya, sumpah... Aku berasa minor jadinya
BalasHapusToss dulu , pengalaman kita tentang perpustakaan banyak yang sama 😁
BalasHapusSaya setuju tentang perpustakaan Banjarbaru. Perpustakaan Banjarbaru itu memang keren.
Btw, Mbak Rindang ini anak MIPA Unlam ya? Kalau ya sama dong, saya anak MIPA juga, anak MIPA angkatan lama tapinya, hehehe 😂
Betul banget tu, kuliah di kampus sains jangan berharap nemu novel di perpustakaan fakultas & jurusan. Aku baru nemu novel di perpustakaan kampus eh karena kampusnya ada jurusan bahasa & sastra. Novel2 bejibun di perpus kampus tsb krn biasanya dijadikan bahan analisis prosa fiksi, kajian novel dalam berbagai sudut pandang.
BalasHapusSemoga impiannya terwujud. Amiiin...
BalasHapusEh, sama, waktu SMP aku juga baca karya2 sastra lama yg berat2. Yg paling aku inget itu Layar Terkembang. Aku suka bgt sama novel itu. TrusTrus, aku juga baca Matahari Tengah Malam. Ceritanya romantis, dan aku masih inget nama tokoh2nya: dr. Zita dan dr. Nuki, selalu bertengkar tiap kali ketemu di selasar rumah sakit. Ah, jadi kangen sama novel itu ��
Hai hai mb rindang.. Bacaan kita pas di perpus SMP sama loh.. Bangsa trio detektif itu. Ak sampe berburu tiap serinya n diomelin penjaga perpus krn yg dipinjem buku novel mulu. Msh inget n membekas banget. Haha.
BalasHapusWahhh, sama aku juga pengen banget punya perpustakaan pribadi kayaknya keren gitu ya. Aamiin, semoga terwujud.
BalasHapusJadi pengen baca novel nih, soalnya udah lama banget gak baca novel. Lah amlah curhat hahha
Wah asli itu mimpi masa depan banget. Eh tapi aku udah jarang banget main ke perpus. Alasan pertama karena emang karena waktu. Alasan lainnya itu karena kadang di suatu daerah, buku yang disediakan kurang lengkap dan kurang up to date.
BalasHapusMimpi kita sama mbak, semoga terwujud Aamiin 🙏
BalasHapusDan nisa suka kata kata ini Perpustakaan sendiri selalu menjadi tempat favoritku di mana pun aku berada. Entah lah kalau datang ke sekolah orang atau lagi mengunjungi sekolah yang lama, pasti tujuan setelah kantin itu perpustakaan 😁
Dan mengingat dikampus nisa juga gak terlalu banyak novel, paling 10 novel, karena ini kampus anak teknik ples bisnis dan akuntan 😂
Beruntunglah orang-orangbyang gemar membaca sejak dini.
BalasHapusSemoga impiannya tercapai dalam waktu dekat.
Alhamdulillah kami punya perpustakaan kecil di rumah. Biasanya anak-anak suka sekali mengunjunginya. Mereka selalu haus bacaan.
BalasHapusHallo kak.. tos kak aku juga menjadikan perpustakaan sebagai tempat favourite. Kalo aku biasanya suka nongki cantik di perpustakaan daerah
BalasHapusIyah, september ini bulan membaca. Tapi aku belum kelar baca asik nonton drakor ajaah
BalasHapusMA dulu pelanggan setianya perpusda aku, tapi semakin kesini banyak koleksi buku jadi jarang mampir perpus lagi
BalasHapusYa ampun mbak, itu impian aku banget, kepingin punya perpustakaan dengan konsep ramah masyarakat. . Hehe
BalasHapusSemoga terwujud ya mba mimpi kita.. Aamiin