Menjamurnya kemunculan kampung-kampung pelangi di
Pulau Jawa, ternyata juga merembet hingga ke Kalimantan. Salah satunya ada di
Kota Banjarbaru, kotaku tercinta. Sayang, kemunculannya tepat setelah aku lulus
kuliah, sekitar tahun 2016. Sehingga aku tak dapat mengunjungi sering-sering,
padahal lokasi dekat sekali dengan rumah kosku dulu. Hingga sekarang aku baru
ke sana sebanyak dua kali.
Kampung Pelangi Banjarbaru |
Berlokasi di Kelurahan Guntung Paikat, Kota
Banjarbaru, kampung pelangi yang satu ini memiliki bentuk memanjang. Ya, karena
tepat merentang di tengah-tengah kampung terdapat Sungai Kemuning yang menjadi
nafas kehidupan warga. Sungai kecil ini dulunya agak kotor, perumahan di
sekitarnya pun kumuh. Namun, setelah Kampung Pelangi Banjarbaru diresmikan
keadaan tersebut berubah menjadi lebih bersih dan indah.
Bagaimana tidak indah, bagian belakang rumah warga
yang menghadap ke tepi sungai dicat menggunakan warna-warna ngejreng dan diberi mural-mural menarik.
Aku saja perlu beberapa waktu untuk menikmati lukisan yang seolah-olah hidup
ini. Ada beberapa spot menarik yang menjadi favoritku di kampung ini karena
mural hidupnya.
Aumm! |
Aku paling suka dengan mural kepala harimau putih
yang sedang menganga ke samping. Sangat instagramable!
Aku juga suka mural lelaki Dayak yang berukuran lebih tinggi daripada ukuran
tubuh manusia biasa. Keren. Di salah satu ujung kampung, terdapat pintu gerbang
dengan hiasan payung-payung cantik warna-warni.
Aku tidak tahu seberapa panjang kampung pelangi
tersebut terbentang di sepanjang tepi Sungai Kemuning. Namun, aku sendiri
menyusuri kampung ini sekitar satu kilometer di salah satu tepiannya. Di bagian
seberangnya yang dihubungkan dengan jembatan, juga terdapat beberapa spot
berfoto yang ciamik.
Spot paling menarik tentu saja tempat berolahraga
dengan alat-alat olahraga besi permanen, ala gym outdoor gitu. Anak-anak senangnya ke sini, karena rasanya
seperti bermain-main. Seru.
Aku sendiri paling suka main jungkat-jungkit dan sepeda statis. Efeknya ke tubuh setelah main beberapa menit cukup lumayan juga, keringat keluar dengan deras. Seandainya aku tinggal di Banjarbaru, aku mungkin akan senang sekali sering-sering ke sini.
Keberadaan kampung pelangi yang indah ini tentu
mempengaruhi aktivitas warga sekitar. Aku tidak tahu darimana dana yang
digunakan untuk menghias setiap dinding rumah warga, tapi sedikit banyak warga
juga tentu berperan dalam menciptakan keindahan di kampung ini. Setidaknya menjaga
agar keindahan kampung tidak pudar sehingga tetap bisa menjadi salah satu
destinasi wisata di Banjarbaru.
Kedatangan para wisatawan tentu membawa dampak positif bagi warga sekitar. Selain lingkungan menjadi lebih bersih, rapi, dan indah, terbukanya beberapa lapangan pekerjaan baru juga menjadi efek positif bagi kampung ini. Di beberapa rumah kulihat ada warung kecil yang menjual minuman dan camilan. Jangan lupakan para petugas parkir yang siap sedia berjaga di halaman rumah warga yang cukup luas untuk mengelola kendaraan yang digunakan oleh wisatawan untuk datang ke sana.
Semoga suatu hari, di Barabai –domisiliku
sekarang, juga akan muncul kampung pelangi seperti ini. Memang tidak mudah
mewujudkannya, perlu banyak pihak yang bergerak. Namun, hasilnya tentu juga
dapat dinikmati oleh banyak pihak.[]
Posting Komentar
Posting Komentar