Seekor burung terpekur
Ia baru saja berlomba untuk
mendapatkan mangsa dengan temannya
Ia kalah, temannya terbang tinggi
membawa mangsa
Tidak tahu dimana salahnya
Ia sudah berlatih
berminggu-minggu
Induknya menghibur
Bukan karena kamu tidak mampu
Tapi ada yang kualitasnya
melebihimu
Sang burung mencerna
Ia berpikir dalam, merenungi
nasibnya
Tidak terima
Ia denial dalam waktu yang lama
Ia sudah belajar terbang
sekencang yang ia bisa
Ia sudah menggesitkan sayapnya
Ia juga melatih paruhnya
Agar sigap mematuk mangsa
Tapi apa yang terjadi?
Ia berkoak pelan
Induknya berkata,
Jika semuanya sudah maksimal
Apa pula yang perlu disesalkan?
Berarti bukan rezekinya menang
Ia mengangguk
Bersiap untuk pertempuran yang
lebih besar.[]
Posting Komentar
Posting Komentar