Di pertengahan bulan puasa seperti sekarang ini, Tunjangan Hari Raya (THR) mulai ramai diperbincangkan. THR sendiri biasanya diberikan oleh suatu instansi/perusahaan kepada para karyawannya. Besaran nilainya beragam, ada yang nilainya sama dengan satu bulan gaji, setengahnya, atau tergantung atasan.
Masalahnya adalah tidak semua orang mendapatkan THR. Boleh jadi karena tempat kerjanya tidak sanggup mengeluarkan THR atau bisa juga hanya diganti dengan paket Ramadan berupa sembako, atau bahkan karena yang bersangkutan tidak bekerja di bawah pimpinan siapa pun.
Tips bagi yang tidak mendapat THR tapi ingin memiliki THR adalah tabunglah uang selama satu tahun penuh. Seratus ribu per bulan saja kita sudah mendapatkan THR 1,2 juta per tahun. Angka tersebut cukup besar untuk per seorangan, jika ingin lebih besar lagi tinggal memperbanyak nominal tabungan THR per bulan.
Mengapa memiliki THR perlu? Ini pendapatku pribadi ya, THR perlu karena pengeluaran saat lebaran itu lebih besar dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal ini adalah salah satu cara kita menggembirakan diri dalam merayakan hari raya. Selain itu juga sebagai penghargaan kepada diri karena sudah ‘lulus’ beribadah selama bulan puasa.
Lalu, untuk apa sajakah THR digunakan? Ada orang yang salah kaprah tentang THR. Mereka menggunakannya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat dan mungkin tidak ada hubungannya dengan hari raya. Meskipun itu hak pemilik THR, tapi tetap saja sebaiknya penggunaannya sesuai fungsi dikeluarkannya THR itu sendiri. Berikut tips cara menggunakan THR agar lebih bermanfaat.
Sedekah
Seperti yang kutulis di atas, tidak semua orang mendapatkan THR maka bersedekahlah pada orang-orang ini menggunakan uang THR yang kita miliki. Meskipun tidak wajib zakat (jika besaran uang THR dan gaji bulan itu belum mencapai nisab=Rp. 6.530.000), kita tetap bisa mengeluarkannya untuk amal dengan cara sedekah.
Jika di sekitar kita semuanya menerima THR, kita bisa membagikan uang THR untuk anak-anak kecil yang masih dalam tanggungan orangtuanya. Sangat menyenangkan bagi mereka untuk bisa memiliki uang sendiri. Sedekahkan uang THR ke masjid juga bisa, biasanya saat salat Idul Fitri para panitia akan membuka kesempatan bagi para donatur untuk bersedekah. Meskipun rupiahnya hanya senilai satu keramik masjid, pahalanya akan tetap mengalir selamanya.
Membeli hidangan lebaran
Pada saat lebaran, biasanya setiap rumah akan menyediakan hidangan lebaran bagi para tamu yang datang. Hidangannya tidak perlu mewah, semampu membuat atau membeli saja. Hanya saja kuantitasnya lebih banyak daripada hari-hari biasa karena selain tamu, penganan tersebut juga biasanya akan kita bagi-bagikan kepada para tetangga.
Membeli pakaian
Baju baru alhamdulillah, dipakai di hari raya. Tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama. Penggalan lirik lagu lawas tersebut menyiratkan bahwa jika kita punya kelebihan uang (dalam hal ini THR) kita boleh membeli pakaian untuk dikenakan di hari raya. Jika tidak cukup tidak perlu dipaksakan, yang penting pakaian yang kita kenakan bersih dan rapi. Yang tidak boleh adalah menggunakan semua uang THR untuk membeli baju.
Biaya mudik
Bagi para perantau nih, mudik saat lebaran itu sangat menyenangkan. Uang THR sangat boleh digunakan untuk mudik. Dengan biaya transportasi yang sekarang cenderung mahal, biasanya uang THR pun tidak cukup menutupinya.
Biaya silaturahmi
Bagi yang bukan perantau, THR dapat digunakan untuk biaya silaturahmi. Bertamu ke rumah-rumah orang yang lama tidak dijumpai tentu memerlukan biaya, baik untuk transportasi atau biaya buah tangan.
Bagaimana, sudah mendapat inspirasi cara menggunakan uang THR? Semoga kita bisa memaksimalkan THR sesuai fungsinya. Jangan sampai uang THR digunakan untuk renovasi ruangan, bayar utang, atau bahkan membeli barang-barang konsumtif.
Jika kelima prioritas cara menggunakan THR di atas sudah terpenuhi, bolehlah menggunakan sisa uang THR untuk apapun yang diinginkan. Semoga dengan menggunakan THR untuk hal-hal yang disukai Allah kita bisa mendapatkan keberkahan dalam hidup. Amin.[]
Posting Komentar
Posting Komentar