Kali ini aku akan bercerita tentang pengalamanku membuat paspor. Di suatu hari Kamis, aku datang ke Kantor Imigrasi Barabai. Lokasi kantornya tepat di seberang Gerbang Pasar Keramat II Barabai. Waktu aku masuk, ada serombongan orang yang duduk di kursi tunggu.
Pengalaman Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Barabai |
Setelah melihat-lihat di sekitar tempat duduk tersebut, tidak terlihat nomor antrian aku pun bertanya kepada salah satu orang yang sudah menunggu. Ternyata mereka tidak pakai nomor antrian, nanti dipanggil katanya. Petugasnya belum datang katanya.
Aku manut dan duduk tanpa berinteraksi dengan sesama penunggu tersebut, as usual. Sedangkan mereka saling ngobrol gitu di belakangku. Lalu satu persatu mereka dipanggil ke salah satu meja yang dekat dengan kursiku. Aku melihat tulisannya Counter 1: Wawancara dan Foto.
Eh lama kelamaan mereka yang datang sebelum aku tadi selesai dan habis keluar, tinggal aku sendiri. Ditanyalah aku sama bapak-bapak yang kursinya ada di depan barisan kursi tunggu. Aku mau bikin paspor baru kujawab.
Oh, katanya, ga bilang dari tadi. Kujawab aja kalau aku baru pertama kali ke sini dan tadi waktu nanya sama orang nggak perlu antri dan di meja si bapak juga tidak terdapat keterangan tentang pembuatan paspor baru, malah customer service dan layanan pengaduan gitu.
Aku pun kemudian mengeluarkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pembuatan paspor baru. Btw, sebelumnya aku sudah mencatat berkas apa saja yang diperlukan karena tertera di luar kantor. Jadi aku sudah prepare dari rumah.
Berkas yang diperlukan untuk membuat paspor baru yaitu:
1. KTP (Asli dan salinan)
2. Kartu Keluarga (Asli dan salinan)
3. Buku Nikah (Asli dan salinan)
4. Ijazah atau Akta Kelahiran (Hanya dilihat saja untuk menyesuaikan data)
5. Meterai 6 ribu
6. Map berwarna kuning
Terus aku dikasih dua formulir yang harus diisi dan ditanya apakah bawa map warna kuning. Enggak kubilang karena tidak disebutkan di persyaratan yang ada di depan gedung.
Kata si bapak, isi dulu semua formulir terus masukkan ke dalam map kuning lalu taruh di mejanya bersama salinan 3 berkas di atas.
Aku berpikir cepat, saat itu karena gak bawa map warna kuning aku sempat ingin berpikir mau beli dulu keluar. Mana toko fotokopi di sekitar situ tidak ada. Sambil berpikir, aku pun mengisi formulirnya saja di tempat yang disediakan. Ada contohnya juga yang tertempel di dinding sehingga mudah melihat contoh isian.
Contoh formulir isian |
Dua formulir yang harus diisi tersebut yaitu formulir data diri secara umum. Data yang aku agak harus mencari itu adalah data tempat tanggal lahir kedua orangtua. Untung di hp aku pernah memoto kartu keluarga mereka. Bukannya lupa sih, tapi untuk nama tempat lahir mereka yang tertulis di dokumen resmi aku agak ragu. Pokoknya harus disamakan aja supaya tidak ada kendala di kemudian hari.
Formulir yang satunya lagi tentang pernyataan maksud dan tujuan pergi ke luar negeri. Nah, di formulir inilah ditempelkan meterai 6 ribu. Sebenarnya ada dua formulir lagi yang perlu diisi jika ada kasus tertentu. Yang pertama adalah jika nama yang tertera di dokumen resmi mengandung singkatan. Misal ada hurup M maka diterangkan bahwa itu adalah singkatan dari Muhammad.
Formulir yang satunya berisi pernyataan bahwa maksud ke luar negeri itu tidak untuk bekerja. Entah kenapa aku tidak perlu mengisinya tadi. Mungkin mukaku tidak meyakinkan untuk bekerja di luar negeri. Hehe.
Surat pernyataan tujuan ke luar negeri |
Pengisian formulirku berjalan lancar sampai ada beberapa bapak-bapak yang grasak-grusuk di meja penulisan. Rupanya mereka habis beli meterai di meja satpam dekat pintu. Pas aku datang tadi si bapak satpam belum ada sih.
Aku pun berinisiatif bertanya ke bapak satpam apakah juga menjual map kuning. Ternyata ada. Alhamdulillah, aku tidak perlu keluar. Urusan bisa jadi lebih cepat.
Aku pun memasukkan semua berkas ke map kuning dan meletakkannya di meja si bapak CS. Aku dipersilakan menunggu kembali di kursi tunggu.
Setelah memeriksa kelengkapan isian formulir, ia kemudian meletakkannya ke meja Bapak Counter 1 (yang didatangi rombongan sebelum aku tadi). Sekilas aku mendengar beberapa orang setelah aku dipanggil menggunakan nomor antrian. Hmm, mungkin aku datang kepagian sehingga sistem kantor mereka belum bekerja tadi. Padahal aku datang sekitar 8.45 ke sana.
Biaya pembuatan paspor |
Tidak lama kemudian, aku dipanggil bapak Counter 1. Aku pun diwawancarai. Beberapa pertanyaan wawancara untuk pembuatan paspor baru yaitu:
1. Mau pergi ke mana
2. Pergi bersama siapa
3. Apakah teman bepergian sudah punya paspor juga
4. Rencana pergi kapan
5. Kerja di mana
6. Pasangan/orangtua bekerja di mana
Setelah sesi wawancara aku masuk ke sesi foto dan perekaman sepuluh sidik jari tangan. Setelah utak atik sebentar si bapak bilang kalau kertas bill-nya tidak bisa dicetak sekarang karena gangguan. Nanti siang jika sudah tidak gangguan maka dokumen bill-nya akan dikirim via Whatsapp.
Dokumen tersebut harus dicetak lalu dibawa ke bank (apapun) untuk membayar biaya pembuatan paspor sebesar 350 ribu rupiah. Di aku, bill-nya masuk jam 14.06 sorenya langsung kubayar.
Tiga hari kerja setelah pembayaran aku pun mendatangi kembali kantor imigrasi sambil membawa bill dan slip bukti pembayaran. Paspor cetakku pun bisa diambil.
Paspor jadi |
Jadi begitulah pengalamanku membuat paspor baru di Kantor Imigrasi Barabai. Semoga bermanfaat untuk yang ingin membuat paspor juga di wilayah yang sama. []
Wahhhh kebetulan mau bikin baru juga, dulu pernah punya tapi lupa diperpanjang hehehe..
BalasHapusbtw, di Barabai blm online kah> kalau kd salah di kota lain isi dulu online lalu ditentukan hari wwcara dll nya. blm cek lagi sih
Belum online Mbak setahuku.
HapusAku belum pernah bikin paspor mbak. Ehhh tapi ini berguna sih buat persiapan saat dibutuhkan paspor, ya kali dapat hadiah lomba ke LN, ehhh heheee
BalasHapusTFS yahh mbak
Barabai itu dimana ya kakak rindang. Ditulisan ngga nemu saya informasinya. Apakah itu singkatan kayak Jaksel jakarta selatan?
BalasHapusAku belum punya paspor dan kalau bikin kudu ke Pati. Belum cek bisa online atau gak. Aku ada data yang mau dibetulin, jadi nunggu itu dan semoga ada rejeki buat dolan ke LN, hehehe
BalasHapusAhamdulillah pembuatan paspornya lumayan lancar ya, Mbak. Dan untungnya pak satpam juga menyediakan map kuningnya, lebih cepat selesainya, deh!
BalasHapusAndai buat paspor bisa sehari jadi gitu ya, urusan bisa cepat. Jadi kalau tiba-tiba harus ke LN bisa diurus cepat gitu
BalasHapusBelum online ya, Mbak? Soalnya terakhir aku urus paspor daftarnya udah online. Cuma buat daftar aja tapinya, jadi ketauan harus datang tanggal berapa dan sekitar jam berapa. Begitu di kantor imigrasi baru ambil nomor urut lagi.
BalasHapusSemoga setelah pasportnya jadi semua urusan perjalanannya juga dimudahkan sama Allah ya mba...
BalasHapusPaspor sudah jadi, siap meluncur kemana nih mba?
BalasHapusHati-hati di jalan, dan jangan bawa barang banyak2 nanti malah kena biaya tambahan.
Sekarang membuat paspor dipermudah yaa kak, aku inget banget waktu bikin pertama kali harus datang jam 5 pagi ke Imigrasi wkwkwkw
BalasHapuskayanya banyak banget ya berkas yang dikasih untuk buat paspor saja. jadi pingin punya paspor uy siapa tau bisa keluar negeri bila ada uang nantinya
BalasHapusBaru tau mbak ada soal map2 gtu. aku kok lupa2 inget dulu kyknya gak diminta pakai map kuning :D
BalasHapusSkrng bikin paspor lbh mudah alhamdulilah ya gak perlu pakai calo2an cepet aja, gk kyk dulu.
Btw mau jalan2 ke mana niihh #kepohaja xixixi
wah murah ya kak 350rb aja, kalau di sini udah 500an kata temenku. alhamdulillah lancar ya mba prosesnya, nggak dipersulit hihi
BalasHapusTerima kasih telah berbagi pengalamannya, Kak.
BalasHapusKalo aku sih pas bikin paspor pertama kali justru express karena kebetulan om aku itu kerja di Imigrasi. Jadi, pas datang ke kantornya tanpa antri dan jalur khusus. Sampai dilihatin sama semua yang lagi antri di sana 😂
#JadiEnak
Oh...gak susah ternyata yaa..
BalasHapusDan jadinya cepet.
Senangnya punya pasport.
Yeeaay~
Siap berpetualang...
Alhamdulillah paspornya sudah jadi, tinggal jalan-jalannya, nih
BalasHapusJadi teringat pasporku yang kadaluwarsa, mau perpanjang ah siapa tahu nanti ada rezeki bisa keluar negeri
BalasHapus