Pernah dengar tentang Freeport kan? Nama perusahaan tambang ini mencuat ketika terjadi kasus perpanjangan masa operasinya pada tahun 2017 lalu. Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar nama Freeport?
Aku sendiri mengetahui tentang Freeport sekitar tahun 2006, saat SMP. Perusahaan ini memang sudah lama bercokol di Tanah Papua, secara resmi ia berdiri sejak tahun 1967. Di kalangan masyarakat awam sepertiku Freeport identik dengan persepsi buruk, terutama karena aktivitas eksploitasinya di tanah Papua yang terkesan merugikan.
Freeport Undercover |
Untuk mengimbangi persepsi yang sudah terlanjur mengakar tersebut, aku ingin mengulik fakta lain tentang perusahaan bernama resmi PT. Freeport Indonesia (PTFI) ini. Untuk perusahaan sebesar Freeport, dampak positif yang mereka berikan untuk tanah Papua pasti juga tidak bisa dibilang kecil. Apalagi setiap perusahaan di Indonesia, termasuk Freeport, wajib mendonasikan sebagian keuntungan mereka dalam program Corporate Social Responsibility (CSR).
Perkembangan Kabupaten Mimika
Perkembangan Kabupaten Mimika tentu tak lepas dari keberadaan Freeport. Munculnya berbagai fasilitas modern di kabupaten di mana perusahaan ini berada sedikit banyak pasti berkat hadirnya PTFI. Fasilitas yang meskipun mungkin terlihat untuk mempermudah PTFI melaksanakan operasinya, tapi juga tentu bermanfaat besar bagi warga Papua.
Sebut saja Bandara Internasional Mozes Kilangin yang membuat akses keluar masuk Kota Timika, ibukota Kabupaten Mimika, menjadi lebih mudah. Fasilitas layanan kesehatan berupa Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) yang masing-masing berdiri di dataran rendah dan dataran tinggi membuat tindakan medis terhadap penduduk yang sakit menjadi lebih cepat.
Program-program kesehatan seperti pemberantasan penyakit TBC, HIV Aids, malaria, dan lain sebagainya juga banyak diprakarsai oleh PTFI. Hal ini membuat Papua, khususnya Kabupaten Mimika menjadi lebih sehat. Masyarakat pun jadi lebih aware dengan berbagai penyakit dengan menjalankan pola hidup sehat.
Kota Timika, Papua (sumber https://siapliburan.com/) |
Pendidikan Warga Papua
Di bidang pendidikan, ada banyak sekolah di Mimika yang dibantu Freeport menggunakan dana CSR. Bahkan ada satu sekolah khusus yang didirikan Freeport untuk para pelajar yang berminat bekerja di bidang pertambangan, yaitu Institut Pertambangan Nemangkawi. Fasilitas-fasilitas tersebut membuat Kabupaten Mimika berkembang demikian pesat.
Selain itu, ada banyak warga asli Papua yang diberi beasiswa oleh Freeport untuk melanjutkan pendidikan di universitas dalam dan luar negeri. Harapannya ketika kembali, mereka dapat membangun Papua agar lebih maju dibandingkan sekarang. Dengan dana kemitraan PTFI yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), terhitung setidaknya ada 650 beasiswa per tahun untuk warga asli Papua.
Pengembangan SDM melewati jalur pendidikan sejauh ini adalah cara yang terbaik untuk membangun bangsa. Dengan sumber daya alam yang melimpah tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang memadai, aku rasa pembangunan tak akan berhasil.
Kita mungkin jengkel dengan perusahaan-perusahaan asing, termasuk Freeport, yang banyak berdiri di bumi Indonesia. Tapi semestinya kita juga berterima kasih, karena dengan begitu sumber daya alam kita ada yang mengelola dan kita bisa mengambil manfaat dengan keberadaan mereka di sini. Syukur-syukur kita bisa meng-upgrade pola pikir dan keahlian sehingga kita juga bisa sampai tahap mengelola seperti mereka.
Fasilitas di Institut Pertambangan Nemangkawi (sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/) |
Beruntungnya di PTFI, partisipasi warga Papua dalam jajaran direksi juga sudah mulai terasa. Data dari Wikipedia menyebutkan bahwa setidaknya ada 5 posisi Vice President dan 36 posisi jajaran manajerial yang diisi oleh warga asli Papua. Aku harap jumlah ini terus bertambah.
Ekonomi Warga Papua
Di bidang ekonomi, keberadaan Freeport membuat ada banyak perusahaan skala nasional yang membuka usahanya di Mimika. Bagai mata rantai, usaha-usaha besar tersebut juga kemudian mendorong masyarakat Mimika untuk membuka usaha dan jasa skala kecil hingga menengah. Kota Timika pada khususnya menjadi lebih ‘hidup’ berkat kehadiran Freeport.
Aku punya beberapa teman yang berdomisili di Papua, kenalan saat ajang nasional beberapa tahun yang lalu. Ketika kutanya apa kontribusi Freeport untuk masyarakat yang paling terasa di Papua. Sebagian besar di antara mereka menjawab tersedianya banyak lapangan pekerjaan. Bayangkan saja ada sekitar 11.700 karyawan langsung Freeport dan 34.63% di antaranya adalah masyarakat Papua (data tahun 2012 dari Wikipedia).
Hitungan kasarku ada sekitar 4000 orang lebih warga Papua yang menggantungkan hidupnya di perusahaan tersebut. Belum lagi kontraktor yang secara tidak langsung bersinggungan dengan PTFI hingga para pengusaha lokal di sekitar Freeport yang terdampak positif secara ekonomi berkat hadirnya perusahaan ini. Jika Freeport tidak ada, kemana tenaga kerja sebanyak itu akan bekerja?
Karyawan PTFI (sumber: https://kemenperin.go.id/) |
Lapangan pekerjaan lain yang juga diciptakan PTFI melalui dana CSR-nya ada di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian. Terdata Freeport telah berhasil membina 118 pengusaha lokal sehingga mampu membuka setidaknya 1.036 lapangan pekerjaan baru (data tahun 2018 dari Kompas.com).
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sebagai pekerja di laboratorium lingkungan, aku tentu tahu apa dampak pertambangan bagi ekosistem. Pasti ada banyak limbah yang terbuang dari hasil kegiatan eksplorasi.
Akan selalu ada dampak lingkungan yang harus dibayar untuk setiap hasil alam yang diambil.
Itu adalah prinsip dasar eksplorasi. Jika tidak ingin ada perubahan, maka jangan lakukan apapun. Itu tentu mustahil. Di tengah kebutuhan dunia akan hasil tambang untuk berbagai keperluan industri, sumber daya alam Indonesia pasti akan selalu menjadi incaran perusahaan sekelas Freeport.
Aku pikir kita tidak bisa benar-benar melarang mereka beroperasi di tanah kita, sebaliknya kita bisa ikut memantau pengelolaan lingkungan yang mereka lakukan pasca penambangan. Transparansi pihak Freeport terhadap hasil analisis lingkungannya tentu menjadi harapan kita semua.
Dari video di bawah ini, proses recovery dari PTFI sudah cukup baik. Mereka sudah menerapkan operasi tambang berkelanjutan yang tetap memperhatikan kelestarian alam. Mereka sudah mulai membangun tanggul untuk proses pelepasan tailing, melakukan reklamasi dan revegetasi dengan tanaman lokal, serta melakukan uji sampel air, tanah, dan ikan secara kontinu.
Selain itu terdapat pusat reklamasi di atas media sedimen tailing yang dikembangkan oleh PT. Freeport Indonesia. Sejauh ini ada banyak tanaman yang bisa tumbuh di atas media ini. Taman Nasional Lorentz yang letaknya tidak jauh dari lokasi pertambangan juga tidak luput dari perhatian PTFI. Bekerja sama dengan BKSDA setempat, mereka ikut menjaga dan memfasilitasi program perlindungan hewan langka yang hidup di sana.
See, ada banyak hal yang bisa dibahas tentang Freeport. Bukan hanya tentang dampak buruk atau perebutan persentase saham. Tentu saja aku juga berharap SDA Indonesia yang kaya bisa sepenuhnya dikelola oleh bangsa sendiri. Namun, jika kita belum mampu benar-benar mandiri tak ada salahnya tetap menerima dampak positif yang diberikan pihak asing dan belajar banyak dari cara mereka mengelola.
Bisa dipahami mengapa ada banyak hal yang Freeport lakukan dan berikan untuk tanah Papua. Itu adalah cara mereka berterima kasih karena Papua sudah memberi mereka isi buminya. Warga Papua dan Indonesia sebaiknya tidak tutup mata dengan sumbangsih bagi negeri tersebut untuk kemajuan bersama. Keep positive!
wadaw ... mantap bangettt ya mbak ....
BalasHapusada yg pernah cerita ke saya mbak, beliau dai populer. katanya di freeport itu semua serbamodern. tapi di balik gerbang mereka, saudara kita masih byk yg gak berbaju, tp minum cola (beliau ketawa miris)
BalasHapusSudah sewajarnya manfaat dari CSR dari perusahaan untuk warga sekitar. Apalagi Perusahaan Besar seperti Freeport ini yang berada di seputaran masyarakat. Setidaknya dengan afanya Freeport mampu membawa kehidupan masyarakat sekitar ke arah lebih baik melalui program CSR.
BalasHapusAku ngeh soal Freeport memang pas zaman sekolah karena banyak perdebatan di zamannya. Sekarang kayanya udah lebih baik ya. Emang harus gitu wong numpang ini
BalasHapusSemoga Freeport ga hanya ambil hasil tambang di Indonesia aja ya. Paling ga ada timbal baliknya juga deh buat warga Papua.
BalasHapusWow, Freeport memang salah satu tempat yang aku pengen melihat, setelah bbrp tahun dulu ke Newmont (sekarang sudah ganti Amman Mineral). Diundang sebagai blogger. Kalau ada kesempatan kesana, ajak-ajak ya mba nunik!
BalasHapusMenurut aku sih, dengan kehadiran freeport justru mempercepat petumbuhan papua. Kalo tidak ada freeport, belum tentu semaju ini petumbuhan ekonomi disana
BalasHapusBerbicara tentang freeport, sekitar tahun 2015 saya pernah menulis tentang si tambang emas Papua yang selalu menjadi hidden story negeri kita tercinta. well, sepertinya saya harus menjelajah hingga sana baru bisa menarik kesimpulan. karena setidaknya dari banyak polemik pasti masih ada nilai baik disana.
BalasHapusYang ada di dalam pikiran saya ketika mendengar kata Freeport juga negatif. Perlu lebih banyak membaca lagi nih agar bisa tahu sisi positifnya juga.
BalasHapusWah, banyak yang sudah dilakukan oleh Freeport. Ke depannya, harus lebih banyak lagi, agar kesenjangan di sana tidak lagi terlalu dalam. Kasihan sekali, kalau masih banyak yang tertinggal.
BalasHapusApalagi kalau CSR Freeport untuk pembinaan warga semua.... akan luar biasa sekali!
CSR nya menyeluruh banget ya di semua bidang. Gak main2 niatnya membantu memajukan perekonomian papua
BalasHapusBener pengen banget suatu saat seluruh kekayan alam bener-bener Indonesia yang kelola, aamiin
BalasHapusMemang banyak sekali kontroversi soal apa yang sebenarnya ada di dalam Freeport. Kita juga tidak bisa menyangkal bahwa ada polemik dan mungkin, kesenjangan sosial dari Freeport itu sendiri. Namun, kita harus menghargai program CSR yang telah mereka berikan. Semoga, dapat berlaku juga untuk seluruh masyarakat Papua juga kelak. Amin.
BalasHapusIdealnya, pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha apalagi sebuah tambang harus berdampak banyak terhadap limgkungan. Csr juga perlu dikelola dengan tepat sasaran dan untuk tujuan jangka panjang supaya bisa membawa perubahan jangka panjang. Semoga kehadiran freeport bisa membawa lebih banyak kebaikan untuk anak negeri.,
BalasHapusBanyak yang sudah dilakukan Freeport untuk memajukan Indonesia, mulai dari [emberian CSR hingga pengembangan kota kota baru di Papua. Membuka lapangan kerja hingga menjaga alamnya tetap lestari
BalasHapusSemoga timbal balik ini setimpal yaa..dengan segala yang sudah dilakukan Freeport selama ini di Bumi Pertiwi, Indonesia.
BalasHapusLumayan juga ya hampir separo karyawan asli Papua, semoga kedepannya pendidikan Papua lebih baik lagi sehingga bisa bersaing dengan SDM lainnya dan jadi tuan rumah di rumah sendiri 😊
BalasHapusFreeport emang manfaatnya luar biasa banget buat bangsa ini ya, Kak. Semoga saja bukan hanya bermanfaat buat bangsa ini saja, melainkan juga buat warga sekitar.
BalasHapusBaru tahu nih Freeport juga punya csr semacam ini buat rakyat Papua. Jujur kalau ngomongin Freeport ini aku tahunya yang jelek aja. Heu
BalasHapusAndai gunung emas di Papua itu dikembalikan kepada pemilik aslinya (rakyat) dikelola sepenuhnya oleh negara. Pastinya gak cuma Mikika atau Papua yang sejahtera. Tapi seluruh Indonesia. Bahkan sangat mungkin hutang Indonesia bisa terbayar lunas.
BalasHapusIni jadi kayak simbiosis mutualisme yes jadinya. Ya, walau ada merugikan tapi ada menguntungkannya juga.
BalasHapus