Beberapa waktu yang lalu aku
berkesempatan ikut sesi sharing
bersama Indari Mastuti, seorang founder bisnis Indscript Creative. Sesi sharing-nya dilakukan dalam rangka 13
tahun perusahaan ini. Sebenarnya Mbak Indari Mastuti mengundang para bloger
untuk kunjungan ke kantor Indscript Creative yang berada di Kota Bandung. Namun
karena tidak memungkinkan sehingga kunjungan kantornya dilakukan secara online saja.
Indscript Creative berdiri pada tanggal
8 September 2007. Indscript Creative adalah perusahaan yang bergerak di bidang
kepenulisan, bisnis, dan pemberdayaan perempuan. Bisnis dengan jargon 3000% Perempuan Banget ini memang
memiliki target agar para perempuan Indonesia bisa berdaya dari rumah.
Perjalanan Awal Indscript Creative
Awal mula Indscript Creative berdiri
karena keinginan Mbak Indari menjadi ibu rumah tangga yang seutuhnya. Sejak
tahun 2004, Mbak Indari sudah menjadi penulis. Ketika akan menikah di tahun
2007, ia memilih untuk total berprofesi sebagai seorang penulis, melepaskan
karirnya secara total di dunia telekomunikasi.
Dengan mantap, Mbak Indari kemudian
membangun perusahaan Indscript Creative yang bergerak di bidang agensi naskah. Di awal Indscript Creative berdiri pada
tahun 2007 Mbak Indari merupakan satu-satunya penulis di sana. Hingga kemudian
penerbit menawari beliau untuk menulis lebih banyak lagi tema-tema buku yang
tidak bisa ia kerjakan sendiri karena tidak memiliki latar belakang yang
sesuai.
Akhirnya Mbak Indari mengajak seorang
penulis lain yaitu Bang Aswi, sekarang menjadi bloger Bandung, untuk bergabung
di Indscript Creative. Tidak lama kemudian seiring kebutuhan penulis yang
meningkat, masuk dua penulis lain yaitu Anton dan Tati.
Tidak mudah mencari penulis pada masa
itu, sebab pada saat itu kebanyakan orang belum tahu dengan agensi naskah. Penulis-penulis
Indonesia pada saat itu juga lebih memilih untuk langsung mengirim naskahnya ke
penerbit dibandingkan melalui agensi naskah.
Namun Indscript Creative terus
mengembangkan diri menjadi sebuah agensi penulis profesional. Mbak Indari terus
mencari penulis di tengah keterbatasan media sosial saat itu, mulai dari lewat
Friendster hingga Yahoo Grup. Selain itu, Mbak Indari juga terus menulis dan
mengembangkan diri di jasa penulisan.
Agensi Penulis yang
Aneh
Indscript Creative pernah dianggap
sebagai agensi penulis yang aneh. Mereka menabrak pola pengajuan naskah ke
penerbit. Jika biasanya penulis mengirimkan naskah full untuk dilihat, maka Indscript Creative ‘hanya’ mengajukan
ratusan judul buku kepada penerbit. Sampai penerbit menduga akan melakukan transaksi
membeli kucing dalam karung. Hal ini tentu dapat dipahami karena masih berupa
judul, belum ada naskah sedikitpun.
Namun ternyata keanehan tersebut
mengundang rasa penasaran dari penerbit. Dari Indscript Creative sendiri
sebenarnya sudah menyiapkan naskahnya jika sewaktu-waktu diminta penerbit. Oleh
karena itu ketika penerbit memilih dari ratusan judul tersebut, Indscript Creative
akan segera memberikan outline dengan
contoh penulisannya. Jika acc maka Indscript
Creative akan melanjutkan penulisan sesuai dengan deadline yang diminta. Bonusnya naskah sudah siap cetak, ini
merupakan pelayanan all in one yang Indscript
Creative berikan kepada penerbit.
Konsep Indscript Creative ini menjadi
sangat menarik buat penerbit yang tidak memiliki SDM dalam jumlah besar untuk
membuat pra cetak buku hingga terbit. Indscript Creative hadir seperti angin
segar untuk mereka dengan konsep all in one.
Rata-rata dalam satu bulan Indscript Creative mengerjakan 60-100 naskah buku.
Masa-masa Sulit yang Dialami Indscript Creative
Ternyata masa-masa gemilang itu hanya
bertahan selama dua tahun pertama. Pada akhir tahun 2019 Indscript Creative
yang kebanjiran orderan merasakan oleng. Koordinasi antara bagian marketing dan
produksi saat itu belum matching
sehingga akhirnya pembuatan naskah buku yang jumlahnya banyak ini kemudian menjadi
lost control.
Quality
control yang kurang ini membuat Indscript Creative kehilangan banyak
pelanggan. Indscript Creative mengecewakan begitu banyak penerbit hingga
mengakibatkan perusahaan mengalami kemunduran yang luar biasa.
Hal ini membuat Indscript Creative ada
di ambang kebangkrutan sehingga akhirnya banyak sekali kebijakan yang diambil
untuk menyelamatkan perusahaan. Melakukan pemberhentian karyawan dan hanya
memilih mereka yang memang benar-benar qualified
di Indscript Creative adalah salah satu kebijakan terberat yang harus dilakukan
saat itu.
Indscript Creative Mencoba Bangkit Kembali
Mbak Indari tidak kehilangan semangat
untuk bangkit karena Indscript Creative adalah bidang bisnis yang sesuai dengan
passion dirinya. Kehilangan banyak
pelanggan membuat ia berpikir untuk lebih banyak belajar lagi tentang bisnis.
Bahwa bisnis bukan hanya sekadar mengambil order yang banyak tapi bagaimana
melayani kebutuhan pelanggan dengan maksimal. Menjaga kepuasan pelanggan juga
perlu dilakukan agar mereka terus menjadi pelanggan yang loyal.
Ada beberapa pelanggan yang bisa diselamatkan, ada juga pelanggan yang akhirnya pergi. Untuk pelanggan-pelanggan yang bisa diselamatkan inilah Indscript Creative memperbaiki kualitas pelayanannya mulai dari permintaan maaf hingga tambahan diskon. Sampai akhirnya Indscript Creative bisa menemukan kembali kepercayaan dari mereka.
Belajar dari Kehilangan
Banyak sekali yang dipelajari Mbak
Indari dari sebuah kehilangan dan berada di ambang kebangkrutan. Mbak Indari
mulai berpikir bahwa ia harus lebih baik sebagai seorang pebisnis dan harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya lewat bisnis yang ia kelola.
Maka pada saat pelanggan-pelanggan setia Indscript Creative masih membutuhkan naskah yang cukup banyak, pada saat itu ia berpikir kira-kira siapa yang akan ia ajak menjadi seorang penulis agar kualitas jasa mereka semakin meningkat.
Kehilangan juga membuat Mbak Indari belajar
memaknai semuanya dengan sederhana. Dulu saat muda, bisnis meroket, serta bisa
membeli apa saja, ia lupa diri. Hingga Allah membalikkan kondisi dalam waktu
cepat. Perusahaannya oleng tanpa ampun.
Namun tidak ada yang ia sesali dari masa kebangkrutan itu, justru Mbak Indari merasa diselamatkan oleh Allah untuk kembali ke jalan yang lurus. Beliau meyakini bahwa sebesar apapun bisnis yang dimiliki, gaya hidup tak perlu makin meninggi. Gaya hidup sederhana adalah pilihan yang tepat dalam setiap kondisi.
Cara Mbak Indari Bangkit dari Keterpurukan
Mulai Membangun Branding
Pada masa yang tidak menguntungkan
tersebut, Penerbit Mizan menawari Mbak Indari untuk menulis biografi pengusaha
Brownies Amanda. Pada saat itu ia belum belum berpengalaman untuk menulis buku
biografi tapi ia tertantang untuk menerimanya.
Ternyata inilah pengalaman yang
kemudian bisa menjadi salah satu kekuatan Indscript Creative di masa yang akan
datang. Saat ini, Indscript Creative menjadi salah satu perusahaan yang memimpin di bidang penulisan biografi karena
satu per satu klien mereka puas dan akhirnya merekomendasikan jasa Indscript Creative
pada relasinya yang notabene orang-orang besar.
Sebut saja biografi Teh Ninih, Ibu Atalia, Ibu Siti Oded, hingga pengusaha-pengusaha kelas kakap bahkan guru besar ditulis oleh Indscript Creative. Semua berasal dari keberanian Mbak Indari menerima peluang yang belum pernah ia kerjakan sebelumnya di tahun 2009.
Mengikuti Kompetisi
Pada pada masa di ambang kebangkrutan
Mbak Indari mencoba untuk mencari cara bagaimana bisa mendapatkan uang dalam
kondisi utang begitu banyak. Ia berdisuksi dengan suami apakah tepat membuka
bisnis baru saat itu. Suami beliau menyarankan untuk menggali potensi yang ada
dulu untuk menghasilkan uang.
Mbak Indari berpikir apa potensinya
yang bisa menghasilkan uang. Ia kemudian sadar salah satu kelebihannya adalah public speaking dan ia senang membuat planning bisnis. Akhirnya ia masuk ke berbagai
kompetisi bisnis sejak tahun 2010 hingga tahun 2012.
Ada 10 penghargaan yang Mbak Indari dapatkan dalam kurun waktu tersebut. Kompetisi pertama yang ia ikuti adalah Perempuan Inspiratif Nova 2010. Dari sana kemudian ia semakin berani untuk mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya hingga tahun 2012.
Apa yang terjadi setelah Mbak Indari memenangkan banyak kompetisi? Ternyata branding Indscript Creative menjadi terangkat dengan sangat baik. Karena setiap menjadi pemenang kompetisi ia selalu diliput oleh media baik itu media cetak maupun media elektronik.
Mbak Indari kemudian semakin dikenal. Indscript Creative juga mulai mendapatkan banyak klien lagi. Kebanyakan klien tahu dari media yang mereka baca atau mereka tonton. Jumlah klien meningkat bukan saja di ranah dunia penerbitan, namun hingga perusahaan swasta hingga BUMN, mulai dari pengusaha muda hingga senior pengusaha dan tidak jarang klien Indscript Creative biasa tampil di media bergengsi Indonesia. Branding media memang sangat powerfull.
Belajar dari Mentor Bisnis
Dari berbagai kompetisi yang Mbak Indari ikuti tersebut ia mulai kenal
dengan yang namanya mentor bisnis. Karena di setiap kompetisi itu pasti
penyelenggara menyediakan mentor atau coach
yang akan membantu para pemenang ataupun finalis-finalis di kompetisi tersebut
meningkatkan kapasitas bisnisnya.
Mbak Indari belajar dari satu coach ke coach lainnya. Ia juga mengikuti training bisnis baik berbayar atau pun gratis bahkan hingga ke luar kota. Dari sanalah tumbuh ide-ide baru untuk melakukan perbaikan atau bagaimana melejitkan Indscript Creative dengan inovasi-inovasi baru.
Mbak Indari sudah merasakan betapa inovasi
sangat membantu Indscript Creative bangkit dari kebangkrutan. Inilah yang
membuatnya tak pernah berhenti berinovasi. Ia tak takut jika inovasinya gagal,
ia tidak khawatir jika inovasinya tidak berhasil.
Just do it something new and out of the box!
Lini dan Inovasi yang Ada di Indscript Creative
Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN)
Ketika Mbak Indari melihat dirinya sendiri
sebagai seorang penulis dan ibu rumah tangga, ia berpikir bahwa mungkin ibu
rumah tangga (IRT) yang lain juga bisa produktif menulis. Maka pada 24 Mei 2010
Mbak Indari mendirikan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) yang memiliki visi
menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga.
Sekarang usia IIDN sudah hampir 10 tahun. Ibu-ibu Doyan Nulis menjadi pelengkap ketika Mbak Indari merasa kehilangan pada masa terpuruknya. Ia berusaha bangkit dari keterpurukan dengan memberikan manfaat pada lebih banyak orang dalam hal ini perempuan.
Jiwanya terasa berisi ketika bertemu dengan sesama IRT dengan minat yang sama: menulis. Indscript Creative bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perempuan yaitu dengan menghadirkan mereka di dunia penulisan.
Hingga kini lebih dari 4.000 karya para penulis IIDN tersebar di berbagai penerbit besar di Indonesia mulai dari Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Penebar, dan berbagai penerbit lainnya.
Ibu-ibu Doyan Bisnis (IIDB)
Selain IIDN, pada tahun 2011 Mbak
Indari juga membangun Ibu-ibu Doyan Bisnis (IIDB). Komunitas ini khusus diikuti
oleh ibu-ibu yang memiliki passion bisnis
dari rumah. Mbak Indari hadir di komunitas tersebut sebagai coach dan juga teman sharing dari para IRT dalam membangun
bisnisnya.
Indscript Personal Branding
Indscript Personal Branding merupakan
layanan mem-branding diri untuk para
pengusaha di berbagai media sehingga mampu meningkatkan bisnisnya. Hal ini
berdasarkan pengalaman yang Mbak Indari dapatkan selama tahun 2010-2013. Liputan
dari berbagai media ternyata memiliki efek yang luar biasa bagi Indscript Creative.
Peresmian Indscript Personal Branding pada tahun 2013 juga sekaligus momen
pendirian Sekolah Perempuan.
Indscript Direct Selling
Di tahun 2014 Indscript Creative mengeluarkan
Indscript Direct Selling, sebuah produk baru di bidang kepenulisan. Biasanya
menulis itu untuk buku, Mbak Indari menulis board
yaitu sebuah alat bantu konsistensi di bidang apa saja. Indscript Creative menyebutnya
metrik dan dreamboard. Ketika produk diluncurkan ternyata laku keras.
Indscript Training Center
Indscript Training Center adalah
perpaduan antara Indscript Direct Selling dengan dunia mengajar. Mbak Indari menjadi
mentor di dunia online, sharing bagaimana membangun bisnis dari
rumah dan pengalamannya bangkit dari kebangkrutan.
Training pertama yang Mbak Indari buat
adalah kelas Reparasi Bisnis dan
sangat laris. Mbak Indari bisa mengajar hingga 50 lebih orang secara private dan grup-grup yang memiliki
anggota cukup banyak. Total alumni Indscript Training Center sekitar 10.000
lebih orang hingga saat ini.
Tak lama dengan berdirinya Indscript Training Center, Mbak Indari menutup layanan Indscript Personal Branding. Ia fokus pada kelas Reparasi Bisnis dengan misi membangkitkan perusahaan-perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan atau memiliki begitu banyak masalah.
Mbak Indari memiliki misi agar ibu-ibu pebisnis sepertinya bisa menyelesaikan setiap masalah itu dengan baik dan semuanya bisa bermula dari ilmu yang ia bagikan. Ia yakin bahwa ilmu akan memudahkan setiap langkah.
Emak Pintar
Di tahun 2015 Mbak Indari membangun
komunitas Emak Pintar. Awalnya komunitas ini akan menjadi komunitas yang akan
menyatukan antara IIDN dan IIDB, yaitu ibu penulis dan ibu pebisnis. Namun
dalam perjalanannya Emak Pintar menjadi komunitas tersendiri dengan kekhasan
berbeda dari komunitas sebelumnya.
Indblack
Ketika sudah memasuki usia 10 tahun,
Mbak Indari merasa bahwa Indscript Creative sudah cukup eksis dan kuat secara
sistem. Ia mulai kembali berpikir untuk membangun bisnis baru. Akhirnya
muncullah Indblack yang bergerak di dunia fashion dengan pilihan bidang
produsen handsock.
Dari sana Mbak Indari bisa
memberdayakan ibu-ibu yang ada di sekitar rumah beliau untuk menjadi pengrajin handmade desain handsock. Setelah 3
tahun beroperasi, tepatnya 1 April 2020 Mbak Indari menutup Indblack dan kembali
fokus pada bidang penulisan yang ia cintai.
Inovasi dalam Produk Kepenulisan
Di tahun 2018 Mbak Indari kembali melakukan
inovasi di bidang kepenulisan bahwa menulis itu tidak selalu harus berbentuk
buku. Ia menciptakan hasil penulisan dalam banyak versi, mulai dari workbook, agenda, minibook, hingga di tahun 2019 menelurkan rangkaian guidance book.
Sama seperti sebelumnya sambutan pasar sangat luar bisa, jualan buku selaris kacang goreng. Indscript Creative bisa menjual buku dalam satu hari hingga lebih dari 250 buku. Tak jarang dalam 2 hari bisa melakukan penjualan buku hingga 2.000-an eksemplar. Inovation is worked!
Menjadi Co Founder Kunikita
Reparasi Bisnis membuka jalan Mbak
Indari menjadi co founder Kunikita. Awalnya
di tahun 2018 founder-nya mengikuti
kelas Reparasi Bisnis grup kemudian berlanjut pada kelas-kelas lainnya hingga
ke private. Akhirnya ia didapuk
menjadi co founder Kunikita setelah
perusahaan ini terus bergerak cepat. Dari 5 orang karyawan hingga kini memiliki
tim sebanyak lebih dari 50 orang.
Kunikita adalah bisnis ritel yang
menjual berbagai kebutuhan Muslimah. Memiliki lebih dari 4.000 jaringan
pemasaran di Indonesia dengan produk unggulannya CIOMY, bakso aci khas Garut
yang bisa terjual ribuan pcs per hari.
Pada tahun 2018 inilah Mbak Indari mendapatkan
penghargaan dari Wali Kota Bandung sebagai Perempuan Penggerak Perempuan dan
sebagai Penulis Perempuan.
Bukuin Aja!
Tahun 2019 Mbak Indari melaunching
program Bukuin Aja! yaitu program penerbitan indie yang dilengkapi dengan training sebelum menerbitkan buku. Program ini kembali laris.
Antrian penerbitan buku indie terus bergerak dan menghebat bahkan akhirnya Indscript Creative memiliki percetakan sendiri untuk mendukung penerbitan indie. Sudah ada 4 angkatan buku antologi dengan grup khusus lainnya dengan total penerbitan buku indie sekitar hampir 40 judul buku.
Di tahun 2019 ini juga Mbak Indari mengubah nama Indscript Training Center menjadi Indscript Businesswomen University sebagai penguat bahwa program-programnya 3000% untuk perempuan.
Indscript Writing
Indscript Writing adalah lini tertua
yang ada di Indscript Writing. Namun begitu lini ini terus berinovasi hingga
masih eksis hingga sekarang. Layanan berupa agensi naskah makin menguat ketika
Indscript Writing membuka training khusus di bidang kepenulisan untuk menjebol
penerbit mayor.
Dalam dua angkatan yang dibuat, naskah yang jebol ke penerbit mayor sudah ada di angka puluhan. Hal ini membuat Mbak Indari optimis melanjutkan pola training dengan output jebol penerbit di Indscript Writing. Beberapa kelas yang dibuka antara lain 7 Hari Nulis Buku, Sekali Nulis Jebol Penerbit, dan Menulis Tanpa Bakat.
Pusat pelayanan Indscript Creative berada
pada ikon-ikon yang dibangun Mbak Indari, seperti Miss Indscript, Miss Love,
Miss Cunik, dan Miss Writing. Ikon-ikon ini merupakan inovasi di dunia jasa
dengan pelayanan yang ramah dan sangat friendly.
Bukan tanpa sebab Mbak Indari mem-branding
para Miss tersebut dengan bentuk ikon, bukan secara personal. Hal ini agar jika
salah satu dari mereka keluar, perusahaan tetap bisa kokoh.
Motivasi Mbak Indari Hingga Indscript Creative Menjadi Sebesar Ini
Motivasi terbesar Mbak Indari dalam mempertahankan
Indscript Creative adalah karena dunia tulis menulis merupakan passion-nya. Sehingga ketika kondisi
sesulit apapun ia terus berusaha bangkit karena mencintai bidang ini.
Selain itu, ia merasa sangat beruntung
memiliki komunitas besar. Jumlah anggota IIDN sekitar 20 ribu orang dan sekitar
64 ribu orang merupakan anggota IIDB. Hal ini membuat ia tetap semangat karena
ia merasa tidak boleh menyerah dengan begitu banyak teman dan dukungan di
komunitasnya.
Hal lain yang tak kalah penting adalah
Indscript Creative adalah bisnis yang menjadi mata pencahariannya. Sehingga mau
tak mau ia harus terus membangun bisnis ini untuk stabilitas ekonomi.
Manajemen Waktu Mbak Indari
Mbak Indari mengaku saat ini
kesibukannya di dunia bisnis sebenarnya tidak terlalu banyak. Hal-hal teknis
sudah ia delegasikan kepada para tangan kanannya. Ia sengaja meng-hire orang-orang milenial (di bawah 25
tahun) yang masih punya banyak waktu luang, energi yang besar, dan otak kreatif
yang tak pernah mati.
Orang-orang kepercayaan Mbak Indari ini
mengerjakan hampir semua hal sehingga kini Mbak Indari hanya terlibat dalam
urun ide dan strategi dalam bisnis Indscript Creative. Yang sekarang masih ia
pegang adalah Bukuin Aja! karena ini
adalah lini terbaru di Indscript Creative hingga nanti ketemu pola bisnis yang
tepat. Lini yang lain sudah ada GM yang mengurusnya dan polanya sudah lebih
kuat karena sudah berjalan hampir 13 tahun.
Saat ini Mbak Indari lebih menyibukkan diri dalam belajar, menulis, dan berbagi.
Ia belajar dengan cara banyak membaca buku dan
menonton video di Youtube. Dengan belajar ia tidak pernah kehabidan ide untuk
berinovasi. Ia punya tabungan ide yang jumlahnya sangat banyak, ketika ia siap
ide-ide tersebut akan dieksekusi satu persatu.
Mbak Indari juga sedang mengerjakan
proyek penulisan buku dengan deadline
waktu yang ketat. Dalam sebulan ia bisa menerbitkan 2-4 buku, saat ini buku
yang ditulisnya adalah serial guidance
book dengan tema work at home.
Untuk sesi sharing ia selalu berusaha untuk menyapa para anggota di
komunitasnya dan mengisi beberapa kelas online.
Di masa pandemi seperti sekarang ia juga memiliki program dua kali live yaitu setiap jam 7 pagi di
komunitas IIDB dan setiap jam 16.00 akan live tentang dunia penulisan
di IIDN.
Sebenarnya Mbak Indari juga pernah jenuh dengan pekerjaan terutama ketika lelah dengan aktivitas bisnis. Hingga ia menemukan pola yang tepat dengan tetap punya waktu tidur 7 jam dalam sehari, punya me time, dan punya waktu untuk bersama keluarga. Dengan begitu ia merasa happy dan fresh sehingga bisa terus semangat dalam berbisnis.
Dukungan keluarga juga sangat kuat.
Suami beliau menangani bagian keuangan di Indscript Creative sehingga boleh
dibilang menjadi bagian internal perusahaan. Mbak Indari sendiri lebih ke
bagian eksternal perusahaan. Anak beliau yang pertama, yang masih kelas 6 SD,
di masa learning from home ini ikut
magang menjadi desainer di Indscript Creative.
Indscript Creative Menuju 13 Tahun, Berbagi untuk Sesama
Menuju 13 tahun eksistensi Indscript Creative,
Mbak Indari yakin bahwa bisnis ini bukan main-main. Ia merasa harus benar-benar
fokus dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada masyarakat.
Oleh karena itu sejak tahun ke-10 Indscript
Creative, diadakanlah program CSR (Coorporate Social Responsibility) untuk yang
membutuhkan. Beberapa bentuk CSRnya adalah dengan pembebasan riba, pemberian
hibah modal usaha, donasi lansia, dan berbagai kegiatan donasi lainnya yang diambil
dari 10% dari omzet.
Dalam program CSR pembebasan riba akan
diseleksi orang-orang yang membutuhkan melunasi utang ribanya dengan mengetahui
utangnya digunakan untuk apa dan mengapa tidak bisa melunasinya. Bentuk-bentuk
utang yang akan dibantu pelunasannya seperti utang untuk makan dan utang untuk
SPP anak. Dulu mereka akan diberdayakan menjadi pengrajin di Indblack.
Sekarang program tersebut sudah
dikurangi, program CSR Indscript Creative lebih fokus memberikan hibah untuk
memulai usaha dari rumah. Awalnya hanya untuk para tetangga di lingkungan
tempat Mbak Indari tinggal. Sekarang sudah bisa merambah via online dengan syarat dan ketentuan yang
berlaku.
Sekarang lini yang masih sangat aktif di Indscript Creative adalah Indscript Writing di bidang jasa dan agen penulisan, Bukuin Aja! yang merupakan penerbit indie, Kunikita di bisnis kuliner, dan Indscript Businesswomen University di bidang pengembangan diri perempuan.
Mimpi Mbak Indari sangat sederhana
yaitu semoga semakin banyak peluang bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya
baik dalam sisi kepenulisan ataupun dalam sisi bisnis dengan adanya Indscript Creative
ini.
Pada tahun 2024 ia berharap memiliki 15.000 jaringan pemasaran yang terdiri dari para perempuan khususnya ibu rumah tangga sehingga mereka bisa menghasilkan dan produktif meski hanya dari rumah.
Keren sekali ya, aku menulis ini sambil
merinding. Membayangkan betapa sepak terjang Mbak Indari di dunia bisnis
kepenulisan ini tidak bisa dianggap remeh. Hasilnya seperti yang kita lihat,
Indscript Creative sudah benar-benar besar. Dan di tahun ke-13 ini ia sudah
memberikan manfaatnya kepada banyak perempuan Indonesia. []
oo ternyata bang aswi pernah join di sini toh. Setuju belajar bukan saja tentang hal positif, kegagalan juga bisa di jadikan ilmu yang penting.
BalasHapusMenarik banget baca kata demi kata perjalanan Indscript dan Teh Indari. Aku dengar namanya kalau ga salah pertama tahun 2009 pas masih kerja di penerbit di Depok dan beliau jadi salah satu pemasok naskah waktu itu. Ga nyangka akhirnya berkembang samapi 4.000 member aktif seluruh Indonesia. Banyak banget lini bisnisnya, terbukti kreatif dan pengin memberdayakan wanita Indonesia. Ibu-ibu juga bisa berkarya yang bermanfaat, bikin buku dan dapat pemasukan. Kebayang deh hectic-nya setiap hari buat Teh Indari. Gimana ceritanya tuh jual buku 2.000 kopi dalam dua hari, gileee. Top deh. Moga dalam 13 tahun berkiprah, komunitas dan bisnis yang dibangun sukses dan diberkati Allah. Makin banyak perempuan yang terbatu, aamiin.
BalasHapusRindang
BalasHapusMulia sekali cita cita mbak Indari.. dari artikel ini saya jadi pengen kenal lebih banyak.. selama ini cuma tau dari temen temen blogger, belum pernah nyari info sendiri heheh
Wii keren banget mba, bisnisnya dimana-mana, tapi masih bisa punya waktu me time. Pasti melalui penyesuaian dimana-mana termasuk memilih orang-orang yang tepat untuk membantu mengelola bisnisnya
BalasHapusJadi jaman sekarang ibu ibu rumah tangga bisa memiliki pekerjaan sampingan sebagai penulis, selain itu hasilnya tentu bisa membantu perekonomian keluarga.
BalasHapusIbu ibu doyan nulis, saya baru tau setelah membaca tulisan ini. Sungguh saya sudah ketinggalan berita.
Saya baru dengar dan membaca tentang kisah sukses mba Indari Mastuti dan Indscript Creative disini. Tapi klo bang aswi udah sering ketemu dan ngobrol. Semakin kesini, memang sepertinya penulis dan blogger banyak laki-lakinya daripada perempuan. Semoga akan muncul mba-mba Indari lainnya yang sukses dalam karyanya
BalasHapusluar biasa sih perjuangannya. Mbak Indari berkiprah dan membangun bisnis dengan memperkaryakan wanita. Membuat wanita sejajar dan mampu melakukan apapun dari rumah.
BalasHapusProgram perberdayaan yang paripurna
Perjalanan yang panjang sampai akhirnya Indscript Creative ini sampai pada tahun ke 13 ya, Mbak. Pastinya semua berkar kerja keras dan semangat Mbak Indari. Jatuh bangun pernah dirasakan membesarkan Indscript Creative ini. Sangat menginspirasi.
BalasHapusSelamat untuk Indscrip creatif yang akan memasuki usia 'remaja'. Semoga makin berkembang dengan innovasi-innovasi baru.
BalasHapusSalut untuk mba Indari Mastuti yang pantang menyerah melalui jatuh bangun mengembangkan usahanya ya.
Sangat inspiratif ibu ini n tiap kota ada para ibu pasti lebih berdaya. Luar biasa
BalasHapusKalau aku pertama tahunya itu Ibu-ibu Doyan Nulis. Indscript Creative ternyata lebih tua dan jatuh bangun banget ya. Semoga semakin berjaya dan bermanfaat bagi banyak orang
BalasHapusUntuk yang udah terbiasa kerja dari rumah pasti menikmati yaaa beda banget sama aku yang lebih seneng kerja dari luar rumah. Stressnya gak ketolongan hahahah
BalasHapusMenarik sekali membaca perjalanan Indiscript Creative ini. Bagaimana ia dibangun oleh 2 orang saja lalu menjadi besar, sempat jatuh karena kurang bisa menjaga kualitas, dan seterusnya. Sangat inspiratif
BalasHapusKak Indari inspiratif banget ya. Mulai dari ibu rumah tangga, jadi penulis, trus bikin indscript creative. Perjuangannya juga keren banget.
BalasHapusDari tulisan lalu ke fashion, masya Allah banyak hal positif yang menjadi inspirasi kita bahwa dari passion yang kita cintai bisa juga menghasilkan karya yang bermanfaat
BalasHapusMemang butuh tekad kuat sih buat bisa konsisten menjalankan bisnis dan berkarya :)
BalasHapusKlo baca kisah teh indari semakin membuat aku semangat menulis.
BalasHapusMenulis bisa membuat kita berdaya meski dari rumah
Ini sudah kaya biografi singkat beliau ya. Menarik banget baca kisah jatuh bangunnya para pengusaha ini, inspiratif
BalasHapusPrestasi beliau sungguh luar biasa, walaupun sempat jatuh bangun namun tetap bisa bangkit bahkan lebih maju lagi. Saya perlu belajar banyak nih
BalasHapusMemang agak antimainstream sih ya ngajuin naskah cm judulnya doang, tapi mngkin itu slah satu strategy dr indscript
BalasHapusWOw... seluruh perjalanan hidup (passion & karir) Mbak Indari ada di sini. Jatuh bangun, bergerak dan menginspirasi. Sungguh sosok yang luar biasa.
BalasHapusTerima kasih sudah sharing
Keren bangeett..
BalasHapusTeh Iin berkarya dan super persisten-konsisten di bidang literasi.
Semoga makin sukses, Indiscript.
bener-bener bukan main ya ini apalagi sudah 13 tahun dan memiliki bagiannya masing-masing, bagus sih karena jadi bisa memberdayakan ibu-ibu dari rumah jadi ngga perlu mereka yang berkantor saja agar tetap jalan bisnisnya
BalasHapusKeren banget loh ini sepak terjang nya, ternyata beliau pun pernah merasakan jenuh yaa..berarti memang semua orang bakal merasakan jenuh dengan pekerjaan nya, tapi kita tetap harus mencari cara untuk mengatasi nya..luar biasa keren beliau bisa membuat IRT lain menjadi produktif
BalasHapusCerita mbak Indari Mastuti merupakan cerita yang sangat inspiratif. Buat yang pengen jadi penulis atau bahkan mau bangun egensi kepenulisan harus banget baca cerita ini, sangat memotivasi untuk terus berkarya hihihi.
BalasHapusTernyata penting banget ya punya mentor dalam berbisnis itu. Salut deh sama pencapaian teh Indari Mastuti
BalasHapusWah keren-keren semua, ya iya ga bisa bayangin puluhan tahun lalu cari penulis, pasti susah banget sih itu.
BalasHapusApakah hanya aku yg baru tau ini? Sunggug kemana saja aku selama inj mbak.
BalasHapusTerimakaaih infonya, aku jd kepo dan akan aku cari tau lagi 🤣
Ngga terasa sekali Indscript sudah 13 tahun ya, mbak. Aku baru tahu 7-8 tahun yang lalu saat baru memulai menulis blog pribadi.
BalasHapusOwh jadi ini founder IIDN ya mbak, keren pisan. Walu harus meniti jaln berliku, kegigihan pasti akan menemukan jalannya. Semoga kekerenannya bisa menular ke anggotanya ya mbak
BalasHapusKeren ya...Smg para Emak2 bisa makin produktif
BalasHapusWah aku juga banyak belajar dari teh Iin, dari dulu sampai sekarang, jadi kangen main ke Indscript
BalasHapusKayaknya sekarang branding Mbak INdari cenderung ke fashion, deh... Memang baiknya nggak di sati 1 core bisnis aja. Supaya bisa saling subsidi satu sama lain
BalasHapusSaya jarang menemukan ada perempuan, apalagi ibu-ibu, yang kiprahnya macam Mbak Indari ini, tak hanya besar sendiri, ia juga mengajak perempuan-perempuan lain untuk tumbuh dan berkembang
BalasHapus