“Bro, gue isi bensin dulu ya,” kata Bram sambil memutar setirnya ke SPBU di sebelah kiri jalan.
“Siap!” sahut kedua temannya serempak.
“Lo isi apa? Pertalite di sebelah sana,” tunjuk Ardi ketika melihat Bram akan antri di barisan premium.
“Gue isi premium aja, Di,” jawab Bram cengengesan. “Lebih murah,” lanjutnya.
“Sayang banget Bram, pakai premium mesin jadi lebih cepat soak,” kata Ardi. “Biaya maintenance jadi lebih mahal, ujung-ujungnya sama juga yang dikeluarin kalau pakai pertalite atau pertamax.”
“Gitu ya,” kata Bram yang baru aja punya mobil terdengar ragu.
“Iya, aku pernah dengar info gitu juga.” Lita yang duduk di belakang ikut menyahut.
Bram segera mengarahkan mobilnya untuk pindah antrian ke barisan pertalite. Beruntung, tidak ada kendaraan di belakangnya sehingga memudahkannya.
“Lagipula nih,” sambung Lita, “dengan menggunakan pertalite atau pertamax kita bisa berkontribusi terhadap lingkungan.”
“Tinggi bener bahasan lo, Ta,” tukas Bram.
“Ih beneran, aku baru ikut webinarnya kemarin. Premium itu salah satu bahan bakar minyak yang tidak ramah lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas udara dan itu bertentangan dengan Program Langit Biru,” jelas Lita.
“Terusin, Ta. Sepertinya menarik,” kata Ardi. Bram mengerang di sampingnya.
“Jadi begini …,” Lita memulai ceritanya.
@@@
Sebagian besar dari kita mungkin berpikir seperti Bram yang lebih memilih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium agar lebih murah. Faktanya ada beberapa masalah yang bisa diakibatkan oleh penggunaan premium secara masif, karena BBM jenis ini bukan jenis BBM ramah lingkungan.
Apa Sih yang Dimaksud dengan BBM Ramah Lingkungan?
BBM ramah lingkungan adalah bahan bakar minyak yang mempunyai nilai oktan atau Research Octane Number (RON) tinggi. Nilai oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
Semakin tinggi nilai oktan, maka BBM tersebut semakin baik untuk lingkungan karena pembakarannya semakin sempurna. Sebagai gambaran, nilai oktan beberapa bahan bakar yang ada di Indonesia yaitu Premium (RON 88), Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), dan Pertamax Turbo (RON 98).
Ada banyak manfaat jika kita menggunakan BBM ramah lingkungan, yaitu:
1. Membuat performa kendaraan lebih andal sehingga usia pakai kendaraan menjadi lebih lama.
2. Lebih irit penggunaan BBM karena pembakaran di ruang mesin lebih sempurna, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak jauh lebih mahal daripada membeli BBM jenis premium.
3. Karena pembakaran lebih sempurna, maka tidak banyak gas buangan yang dihasilkan sehingga rendah emisi. Hal ini dapat mengurangi polusi udara sehingga mendukung terwujudnya program Langit Biru
Program Langit Biru
Program langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara serta mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor.
Program Langit Biru telah diluncurkan pertama kali pada tahun 1996 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 1996.
Dampak Menurunnya Kualitas Udara
Menurut laporan lembaga pemantau kualitas udara IQAir, sepanjang tahun 2020 Indonesia berada di urutan ke-9 sebagai negara dengan kualitas udara terburuk. Padahal udara sebagai ruang terbuka tempat makhluk hidup berada, termasuk manusia, tentu harus memiliki kualitas yang baik.
Menurunnya kualitas udara dapat menyebabkan dampak buruk bagi keberlangsungan makhluk hidup.
Pada manusia, kualitas udara yang buruk dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah salah satu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk.
Masih ingat dengan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda sebagian wilayah Indonesia beberapa tahun lalu? Sebagai penduduk Kalimantan, aku merasakan sendiri betapa aktivitas sehari-hari sangat terganggu karena kualitas udara yang buruk. Jarak pandang menjadi pendek dan bernapas menjadi hal yang tidak menyenangkan.
Sedangkan di kota besar, pencemaran udara lebih banyak disebabkan oleh polusi asap kendaraan bermotor dan industri. Kebutuhan akan udara bersih menjadi prioritas. Sehingga masker sudah lazim digunakan bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Masyarakat menggunakannya untuk melindungi lubang pernapasan dari cemaran partikel berbahaya di udara yang tidak bersih.
Bukan hanya manusia yang terganggu dengan penurunan kualitas udara ini. Hewan pun menunjukkan responnya masing-masing. Contohnya burung-burung di Gorontalo. Dulu ketika kualitas udara masih bagus, kehidupan liar burung-burung di taman Kota Gorontalo menjadi hal yang lumrah terlihat.
Namun ketika kualitas udara menurun seperti sekarang, jumlahnya semakin sedikit. Kehidupan liar tersebut terancam punah. Hal ini merupakan efek panjang dari buruknya kualitas udara yang berpengaruh terhadap rantai makanan mereka sehingga dapat menyebabkan kepunahan spesies.
Penyebab Menurunnya Kualitas Udara
Dari beberapa kasus di atas, dapat disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kualitas udara yaitu:
1. Kondisi iklim
2. Bencana alam (contoh kasusnya bisa dibaca di sini)
3. Kebakaran hutan dan lahan
4. Buangan gas dari industri
5. Polusi kendaraan bermotor
Dari beberapa penyebab di atas bisa disimpulkan bahwa kualitas udara tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal di luar kuasa manusia seperti iklim atau bencana, tapi juga hal-hal yang diakibatkan oleh manusia. Data dari KLHK menyebutkan bahwa 75% sumber pencemar udara adalah transportasi darat.
Nah, penyumbang terbesar buruknya kualitas udara ternyata adalah aktivitas manusia itu sendiri. Indonesia memang merupakan salah satu negara yang masih menggunakan premium dari 7 negara di dunia. Karena hal ini adalah hal yang masih bisa kita kendalikan, mari kita berperan melakukan perubahan untuk kualitas udara yang lebih baik.
Siapa Saja yang Dapat Berpartisipasi dalam Program ini?
Agar program Langit Biru ini dapat terwujud, diperlukan kolaborasi dari semua pihak. Setiap orang dapat melakukan yang terbaik sesuai perannya masing-masing. Setidaknya, 10 pihak di bawah ini dapat berkontribusi demi terwujudnya Program Langit Biru.
1. Masyarakat
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat agar bisa berpartisipasi dalam menyukseskan program Langit Biru, beberapa diantaranya yaitu:
a. Menggunakan BBM ramah lingkungan.
b. Rutin melakukan servis kendaraan bermotor sehingga emisinya rendah.
c. Menggunakan transportasi publik untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang berseliweran di jalan raya. Hal ini juga dapat menjadi solusi mengurai kemacetan.
d. Bersepeda atau jalan kaki untuk perjalanan jarak dekat. Di negara-negara maju, cara ini memiliki dampak positif pada kualitas udara.
2. Media dan Para Influencer
Bentuk dukungan media dan para influencer dalam mewujudkan Program Langit Biru adalah dengan mengabarkan dan menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya menjaga kualitas udara.
Melalui berbagai kanal yang media dan influencer miliki, mereka berpotensi dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal ini. Salah satu contohnya adalah Kantor Berita Radio (KBR) yang memiliki jaringan di seluruh radio lokal Indonesia.
Dengan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait, media KBR dapat membangun awareness masyarakat akan pentingnya melakukan hal-hal yang telah direkomendasikan di atas.
Influencer berkiprah di media sosial. Dengan jumlah pengikut yang banyak, mereka dapat menjadi panutan dengan mencontohkan hal-hal baik untuk terwujudnya Langit Biru di Indonesia. Karena biasanya para pengguna media sosial terutama kalangan milenial mudah terinspirasi dari influencer yang mereka ikuti.
Ada banyak tantangan yang dihadapi untuk menyadarkan sebagian masyarakat yang pikirannya belum terbuka. Sebagian konsumen masih sensitif mengenai harga BBM ramah lingkungan yang relatif mahal, belum banyak yang mempertimbangkan kualitas. Belum lagi ada golongan yang tidak percaya akan adanya climate change.
Ini materi yang dapat diangkat oleh media dan para influencer. Harapannya, semoga konsumen dapat memilih produk berdasarkan informasi dan pengetahuan, bukan hanya sekadar perbandingan harga.
3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
KLHK bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) provinsi/kota mempunyai peran penting dalam Program Langit Biru. Beberapa hal yang dapat dilakukan KLHK dan DLH dalam rangka menyukseskan program Langit Biru yaitu:
a. Melakukan pemantauan kualitas udara secara berkala dan menindaklanjuti jika indeks kualitas udara di luar batas normal. KLHK memiliki alat yang bernama AQMS (Air Quality Management System) untuk pengukuran kualitas udara di kota-kota besar Indonesia. Hasil pengukurannya bisa diakses masyarakat luas via aplikasi di Android. Selain kualitas udara, AQMS juga dapat mengukur data metrologi seperti cuaca, iklim, suhu, kelembapan, dll. Kekurangan alat ini adalah radius pengukurannya hanya 5 kilometer persegi. Makin luas wilayah, makin banyak alat yang dibutuhkan.
b. Melakukan pengukuran emisi pada kendaraan bermotor dan menindaklanjuti jika emisi yang dihasilkan melebihi batas normal.
c. Inventarisasi emisi dengan cara mendata emisi dari sumber-sumber pencemar udara yang ada dalam suatu wilayah.
d. Menanam tanaman yang menjadi indikator pencemaran udara. Hal ini sudah dilakukan di Negara Singapura. Di sana terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat menjadi bioindikator kualitas udara. Jika tanaman tersebut mati, maka bisa disimpulkan kualitas udaranya buruk.
e. Menanam pohon yang dapat berfungsi sebagai penyerap emisi gas beracun, contohnya seperti pohon trembesi.
f. Membangun taman-taman di tengah kota untuk meningkatkan jumlah oksigen.
4. LSM Lingkungan Hidup
LSM di bidang lingkungan hidup seperti WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) dapat berpartisipasi dalam Program Langit Biru dengan cara mengawasi dan memberikan masukan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Salah satu masukan yang disampaikan aktivis WALHI terutama untuk generasi muda agar aware dengan permasalahan lingkungan hidup adalah dengan menerapkan kurikulum lingkungan hidup di sekolah-sekolah. Berarti juga perlu diadakan kolaborasi dengan bidang pendidikan.
Dengan memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup, diharapkan upaya menurunkan kualitas udara tidak merugikan hal lainnya. Oleh karena itu dalam program ini perlu diperhatikan keseimbangan prosesnya dari hulu hingga ke hilir.
Sebagai contoh yang menjadi fokus perhatian para aktivis lingkungan hidup saat ini terkait BBM adalah mafia migas untuk perusahaan batubara atau sawit. Para oknum ini tidak hanya merugikan masyarakat pengguna BBM lainnya, keberadaan tambang batubara dan perkebunan sawit sendiri secara tidak langsung dapat menyebabkan bencana alam berupa banjir yang baru-baru ini menerjang 11 kabupaten di Kalimantan Selatan juga di provinsi lainnya.
5. Industri Otomotif
Tenaga otomotif selain bekerja sama dengan DLH dalam pengukuran emisi kendaraan bermotor juga dapat berpartisipasi dengan mengedukasi para pelanggan tentang pentingnya penggunaan BBM ramah lingkungan bagi keawetan mesin.
Masyarakat berhak mendapatkan kualitas udara yang baik dan informasi terkait BBM yang mereka gunakan. Informasi mengenai jenis bahan bakar terbaik yang harus digunakan sesuai jenis mesin kendaraan juga harus dipahami pemilik kendaraan bermotor. Seringkali konsumen tidak mengetahui hal ini, padahal seharusnya jenis BBM yang digunakan harus sesuai teknologi. Dalam hal ini, industri otomotif harus transparan kepada pelanggan.
Selain itu, produksi kendaraan bertenaga listrik juga perlu ditingkatkan lagi oleh industri otomotif. Agar produk ini dapat menjadi alternatif kendaraan bermotor ramah lingkungan yang dapat digunakan masyarakat.
6. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
YLKI berpartisipasi dalam Program Langit Biru dengan mengedukasi para konsumen agar menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih BBM. Konsumen yang cerdas tentu mempertimbangkan kualitas, keamanan produk, dan dampaknya bagi lingkungan.
7. Pertamina
Pertamina sebagai BUMN penyedia bahan bakar minyak di Indonesia tentu memiliki peran penting dalam menyukseskan Program Langit Biru ini. Beberapa di antaranya adalah dengan menghasilkan produk bermutu dan menyediakan layanan terbaik. Salah satu contoh program yang dilaksanakan Pertamina untuk mendukung Langit Biru adalah Program Bali Energy dan sudah berhasil.
Harga BBM jenis pertalite ke atas memang sulit diturunkan karena tren minyak dunia yang sedang naik. Namun, Pertamina meluncurkan sebuah aplikasi yang bernama My Pertamina. Pembelian BBM lewat aplikasi ini akan mendapatkan potongan 300 rupiah per liter Pertamax Series. Selain dapat menghemat pengeluaran, aplikasi ini juga dibuat dengan tujuan mengurangi penyebaran Covid-19 karena cashless.
Kebijakan lain yang dapat dilakukan oleh Pertamina adalah penegasan aturan tentang antrian dan jumlah batas maksimal pembelian setiap pelanggan. Di setiap SPBU sebenarnya imbauannya sudah ada, tapi tetap saja banyak terjadi pelanggaran.
Antrian yang mengular terutama untuk jenis BBM premium dan solar membuat pelanggan yang membeli jenis lain terganggu. Di Kalimantan Selatan para pengecer ini lazim disebut ‘pelangsir’. Pemandangan mobil atau motor modifikasi dengan jumlah jerigen maksimal dapat dilihat dengan mudah.
Para pengecer ini rentan menjadi oknum, menaikkan harga berkali lipat saat berjualan di eceran. Bahkan tak jarang harga premium di eceran bisa sama dengan harga pertalite di SPBU. Tapi para pelanggan mau tak mau beli di eceran karena biasanya antrian di SPBU panjang dan kadang bikin emosi, selain itu SPBU tidak tersedia di banyak titik dan jam bukanya tidak 24 jam. Oleh karena itu, bermunculanlah banyak pertamini alias pedagang eceran BBM di pinggir jalan dan laku!
8. Dinas Kesehatan
Salah satu indikasi buruknya kualitas udara adalah meningkatnya kasus ISPA. Oleh karena itu, diperlukan update data secara kontinu dari Dinas Kesehatan. Data ini sangat berguna bagi pemangku kebijakan dan pengambil keputusan dalam bidang lingkungan hidup.
9. Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan berperan penting dalam meningkatkan layanan transportasi publik yang nyaman agar disukai masyarakat. Selain itu ‘tugasnya’ juga mewajibkan transportasi publik untuk menggunakan BBM ramah lingkungan.
10. Pemerintah
Pemerintah sangat berperan penting dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung kesuksesan Program Langit Biru ini. Irisan urusan ini dengan ekonomi dan politik juga tetap harus dipertimbangkan. Misal tentang pemberian subsidi, ada banyak cara cerdas lain dalam memberikan subsidi selain subsidi BBM.
Mengapa Indonesia masih menjual premium? Bapak Komaidi Notonegoro mengatakan hal ini karena pemerintah belum bisa konsisten dalam membuat kebijakan BBM. Pada tahun 2014, Pak Presiden sebenarnya telah menerbitkan peraturan tentang penghapusan BBM jenis premium untuk daerah Jawa, Madura, dan Bali. Tahun 2018, peraturan tersebut dihapuskan. Ada banyak persoalan ekonomi dan politik yang terjadi di belakang layar.
Pemerintah sebagai pemilik kebijakan perlu tegas dalam pengadaan BBM jenis premium, jika bisa dihapuskan lagi maka itu lebih baik. Sehingga tak ada celah bagi masyarakat untuk menggunakannya.
Demikianlah, diperlukan partisipasi dari semua pihak agar Program Langit Biru ini bisa terealisasi. Kolaborasi sangat perlu dilakukan oleh banyak pihak. Ini tugas kita semua, bukan hanya pemerintah. []
Tulisan ini dibuat berdasarkan hasil diskusi publik yang bertajuk Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru tanggal 25 Maret 2021 yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bekerjasama dengan Kantor Berita Radio (KBR).
Senangnya kl bisa terus menyaksikan langit yang tetap indah ya mbak. Semoga makin banyak yang lebih peduli lingkungan dan pakai bbm ramah lingkungan.
BalasHapusSaya udah lama gak pake premium, sekitar 5 tahun yang lalu. Selain membawa dampak positif bagi lingkungan penggunaan BBM jenis Pertamax membuat mesin kendaraan lebih awet.
BalasHapusPengin ikutan diskusi dan sharingnya mbaaa. Kayaknya daging banget nih lhoo ilmunya. Seneng aja gitu nambah wawasan. Ada lagi kah ke depannya? Hihi
BalasHapusWah sebuah campaign yg bagus.. langit biru.. kembali mengembakikan kemilau langit dengan cara memilih pasokan bbm yg tepat.. ternyata ada andilnya ya mba
BalasHapusbanyak juga ya ternyata yang bergabung dna berkolaborasi dalam program langit biru ini. semoga dengan adanya program ini makin membuat bumi kita lebih sehat dan langit semakin sehat dan biru karena tidak ada polusi udara yang parah. mari kita sukseskan program ini
BalasHapusIni program yang bagus banget nih. Dan harusnya memang terus disosialisasikan ya, karena BBM yang ramah lingkungan sangat penting sekarang ini + mengurangi efek gas rumah kaca juga
BalasHapusAku sejak pertama kali punya kendaraan bermotor, udah pake BBM ramah lingkungan.
BalasHapusDan itu kulakukan secara gak sadar. Ternyata apa yg kulakukan udah ikut menjaga lingkungan ya.
Aku suka banget sama kisah pembuka artikel ini
BalasHapusBanyak Bram-Bram lain di sekitar kita. Bisa jadi karena kurangnya edukasi sehingga memilih menggunakan bahan bakar tertentu. Selain pertimbangan harga juga tentunya
Tugas kita bersama menjaga bumi ini lebih sehat dengan langit biru yang indah, jadi ya jangan bosan-bosan juga untuk mengingatkan dan mengedukasi sekitar kita sekaligus mengambil peran sekecil apapun untuk menjaga langit biru. Salah satunya ya penggunaan BBM ramah lingkungan. Semangaaat
Sedihnya masih banyak orang milih pake Premium dengan alasan murah ya kak. Gimanapun juga, masih jadi pekerjaan berat nih untuk program Langit Biru
BalasHapusKita smeua wajib berperan ya Mbak, Indonesia milik kita, bumi, langit dan lingkungan harus dijaga benar-benar. Semangat menjaga bumi kita!
BalasHapusTanggungjawab kita semua utk sukseskan langit biru ini ya mba
BalasHapuskarena memang bumi harus dirawat supaya makin nyaman utk dihuni.
Ada yang bilang pake pertalite dan pertamax itu lebih bikin mesin motor awet ya mbak Tapi entahlah jujur suamiku masih suka cari yg murah, hehehe
BalasHapusahhh sennag aja sih ngebaca ini, diriku sudah berkontribusi sedikiiiitttt dengan menggunakan BBM ramah lingkungan, setidaknya menyumbang sedikit kebaikan. Mudah mudahan kendaraan listrik bisa murah dan mampu kebeli kelak
BalasHapusBelakangan langit gak seindah awal2 pandemi krn makin banyak kendaraan lalu lalang lagi ya? Bener nih pemakaian BBM ramah lingkungan kudu digalakkan, bila perlu naikin aja semua harga BBM, namun pemerintah jg kalau bisa bikin transportasi massal lbh bagus shg org2 bisa tertarik naik kendaraan umum aja gtu
BalasHapusyang industri otomotif sepertinya hasilnya udah kelihatan
BalasHapussebab mereka pasti berlomba-lomba menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan
bahkan tiap tahun ada tekanan dari pemerintah untuk menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan
Saya cuma berharap makin banyak yang sadar akan pentingnya Langit Biru diwujudkan karena pandemi seperti ini butuh lingkungan yang bersih untuk bertahan
BalasHapusPantesan kapan hari beli pertalite di SPBU ada keterangan sih utk pelarangan antrian berjam2. Dulu banyak tuh mobil besar buat isi tangkinya.
BalasHapusBaru tahu juga sama program langit biru ini. Mbak. Smoga aja berjalan lancar sesuai harapan.
Btw kadang klo masih jauh dr SPBU, aku suka beli di Pertamini, walau harganya slama ini masih di atas wajar aja mbak. Selisih dikit dpet ya dr SPBU
Saya juga mengusahakan selalu pakai Pertamax untuk motor sebab selain bagus buat mesin juga ramah lingkungan ya. Biasanya kalo tanggal tua atau kepepet baru deh terpaksa isi pakai Pertalite hehehe.
BalasHapusSedih banget ya Mba kalau liat kota penuh dengan udara gelap isinya debu doangm. Semoga Masyarakat makin sadar dan pake yang ramah lingkungan aamiin
BalasHapusAku mau ah ikut berpartisipasi menggiatkan program ini, berkontribusi buat anak cucu kita nanti. Itung2 beramal juga dengan cara mudah ya dengan menjaga bumi
BalasHapusMemang sejatinya program Langit biru ini perlu dukungan dari banyak pihak, ya. Langkah pertama yang dilakukan pastinya dari diri sendiri, ya dengan menggunakan BBM ramah lingkungan ini.
BalasHapusMenurut saya, untuk dapat mensukseskan program ini harus ada sinergi dari pemerintah pusat hingga akar rumput. Harapannya bisa memberikan masa depan yang baik bagi anak cucu kita
BalasHapuswah iya, aku jug sempat ikutan webinar bermanfaat ini mbak
BalasHapusdan juga selalu memanfaatkan program langit biru yang ada di surabaya
Setuju sih kalo mau dihapuskan sekalian premium supaya betul2 terlihat niat Indonesia untuk menggunakan BBM ramah lingkungan. Mungkin yang perlu ditingkatkan lagi edukasi pada masyarakat terutama yaa yang udh terbiasa menggunakan premium
BalasHapusDi kota Makassar sudah susah Premium, Mbak. Waktu baru awal2 hilang dari pasaran, memang banyak yang cari hehehe. Alhamdulillah setelah ditiadakan semoga bisa mempercepat program Langit Biru berhasil.
BalasHapusBBM ramah lingkungan adalah bahan bakar minyak yang mempunyai nilai oktan atau Research Octane Number (RON) tinggi. Nah, ini yg masyarakat kudu paham dan terpanggil untuk pakai BBM ramah lingkungan ya Mba.
BalasHapusSemoga bisa bikin bumi makin nyaman dihuni!
Setuju. Kalau dompet masih kuat, mending pilih bensin yang ramah lingkungan aja
BalasHapus
BalasHapusSyukur, di daerah kami (Kerinci), premium sudah ditinggalkan oleh hampir seluruh konsumen. Dengan demikian, berarti masyarakat telah berpartisipasi dalam program langit biru. Selamat siang, ananda Rindang.
Semua harus kita mulai dari diri sendiri dulu ya. Paling tidak kita bisa memilih BBM yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sehari2.
BalasHapusbener banget program langit biru ini harus bisa jadi langkah kolaborasi memecahkan masalah lingkungan, bulan kemarin saya juga ikut yang jakarta. semoga semakin banyak yang sadar akan hal ini ya
BalasHapusPilihan BBM yang kita pakai aja bisa menunjukkan seberapa pedulinya kita terhadap kelestarian lingkungan ya, Mbak.. Kalau saya sih, lebih baik bayar sedikit mahal tapi mesin kendaraan terjaga, lingkungan terjaga, daripada bayar murah tapi jadi bobrok semuanya.
BalasHapusSyukurlah kami ga salah isi BBM. Biarpun udah motor tua, tapi suami ngisinya BBM Pertamax. Semoga bisa turut berpartisipasi dalam program langit biru, walo kontribusi kami hanya seujung kuku.
BalasHapusAku baru tahu kalai premium tidak ramah lingkingan. Selama ini pakai premium karena harganya lebih murah. Bertahun-tahun yang lebih familiar ya premium. Kalo sekarang sudah sulit mencari premium. Jadi otomatis pindah BBM.
BalasHapusLangit Biru memang sesuatu yang baik untuk kita lestarikan dan diupayakan bersama tanpa terkecuali
BalasHapusLangit Biru ini program yang sudah eksis lebih dari 10 tahun lalu. Sayangnya masih banyak yang belum aware. Isu lingkungan dikalahkan isu bbm subsidi (premium) yang selalu dipolitisir.
BalasHapusBetul bgt mba, pake BBM ramah lingkungan utk mengurangi polusi. jkt parah bgt polusinya
BalasHapusAku dukung banget nih program Langit Biru. Yuuk kita sama-sama menyukseskan program ini dengan memilih BBM yang ramah lingkungan. Harga pasti terpaut lah, tapi demi bumi yang lebih baik, hanya kita yang bisa mengambil keputusan tersebut.
BalasHapusaku sempat su'uzhon waktu pertalite pertama muncul. kirain sekadar program naikin harga bbm. ternyata kualitasnya memang beda dr premium. untung ada webinar ini, jadi tercerahkan!
BalasHapusSemoga dengan adanya webinar seperti ini semakin banyak yang sadar dan peduli terhadap lingkungan. Termasuk dengan memperhatikan bahan bakar yanh digunakan. Yah semoga saja semakin banyak yang sadar dan beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.
BalasHapusPertalite dan Pertamax memang lebih mahal tapi bikin mesin mobil lebih awet dan jarak tempuh lebih jauh. Semoga dengan kampanye BBM Ramah Lingkungan ini makin tinggi kesadaran masyarakat untuk beralih ke Pertalite ya, Mbak.
BalasHapus