Aku punya sepupu yang termasuk ke dalam generasi milenial dan gen Z, berusia 19 dan 11 tahun. Aku ikut mengasuh mereka sejak kecil sehingga hubungan kami cukup dekat. Saat masih kecil, mereka lebih mudah diajak bicara. Sekarang karena distraksi gawai yang selalu ada di tangan, sulit untuk berkomunikasi intens dengan mereka.
Apalagi sejak pandemi, di rumah mereka dipasangi wifi. Tambah mudahlah akses ke internet. Semakin sibuklah mereka dengan gawai. Karakter generasi milenial dan gen z seperti ini harus membuat kita harus pandai-pandai bersikap agar tetap bisa mengobrol dengan asyik. Jika tidak, tentu hanya akan menciptakan bentrok yang tak mengenakkan.
Hal ini pulalah yang seharusnya dilakukan oleh brand jika ingin memasarkan produk ke kalangan yang memiliki daya beli paling tinggi ini. Karena akan sia-sia berpromosi jika tidak mendapatkan atensi dari mereka. Kunci bisa nyambung dengan mereka adalah ‘berbicara menggunakan bahasa’ mereka. Apa saja yang membuat mereka tertarik, layak diikutkan dalam pembicaraan.
Salah satu media yang menerapkan bahasa generasi milenial dan gen Z dalam tulisan mereka adalah IDN Media. IDN Media adalah perusahaan media platform untuk milennial dan gen Z di Indonesia, dengan lebih dari 60 juta Monthly Active Users (MAU).
Dengan menyasar target anak muda, visi IDN media adalah mendemokratisasi informasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat. Media ini berada di bawah naungan IDN Creative yang merupakan agensi digital multi-platform. IDN Creative fokus pada brand storytelling, kreasi konten, dan aktivasi online.
IDN Creative berpendapat, brand harus bisa menghubungkan produk mereka dengan apa yang sedang ngetren atau hits sehingga mendapatkan perhatian dari mereka. Apalagi akan memasuki bulan Ramadan seperti ini, biasanya banyak brand yang mengiklankan produk mereka.
Sebagai contoh artikel berjudul “5 Alasan Jangan Nonton Drama ‘World of Marriage’ Pas Puasa” tentu menjadi pilihan para anak muda untuk menemani waktu menunggu berbuka puasa. Seperti yang kita ketahui, Ramadan kali ini akan kembali kita lalui dengan lebih banyak di rumah saja karena masih dalam kondisi pandemi.
Konten yang berkaitan dengan makanan juga menjadi hal yang paling banyak dicari oleh para milenial. Jadi meski produknya bukan makanan, brand tetap harus menghubungkan dengan makanan jika ingin dilirik pembaca milenial. Hal ini berdasarkan pada hasil pencarian konten resep masakan serta menu sahur dan berbuka yang meningkat secara signifikan.
Seperti yang dilakukan IDN Creative pada Ramadan tahun lalu untuk membantu campaign Indomilk. IDN Creative menghubungkan brand susu kental manis tersebut dengan Yummy, salah satu unit bisnis IDN Media yang fokus pada konten kuliner. Hal tersebut dilakukan untuk menstimulasi eksplorasi resep menggunakan produk Indomilk dari para pelanggan.
Sambil tetap memenuhi keingintahuan konsumen, IDN Creative juga mendorong munculnya ide-ide kreatif. Susu kental manis tak hanya bisa diolah menjadi makanan manis, tapi juga gurih. Pada intinya, brand harus mampu menyampaikan cerita yang tepat, kepada orang yang tepat, melalui media yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Pendekatan personal akan membuat perhatian milenial dapat teralihkan. Seperti ketika aku ngobrol dengan sepupuku. Jika aku membicarakan hal-hal yang berada di luar dirinya, dia tidak fokus. Tapi jika yang menjadi objek pembicaraan menyangkut tentang dirinya maka lebih mudah untuk nyambung.
Di IDN Media sendiri, topik konten mengenai menu berbuka puasa disajikan dalam bentuk berbeda sesuai dengan karakter pembaca masing-masing publisher. Artikel berjudul “5 Resep Takjil yang Bikin Ingat Masa Kecil” yang dipublikasikan di IDN Times, diolah menggunakan perspektif keluarga untuk ditayangkan di Popmama.com.
Kemudian untuk memberikan output yang optimal, konten juga disajikan dalam bentuk video-based content di Yummy. Dengan begitu, pesan yang dibawa oleh brand dapat menjangkau calon target dengan persona yang lebih beragam. Jadi harus ada unsur storytelling yang disampaikan oleh brand yang relate dengan milenial dan gen Z agar lebih ngena ke mereka.
Perpaduan isi konten yang menghibur dan mendidik juga bagus untuk diramu oleh brand. Jadi bagaimana, apakah brand sudah siap menyongsong Ramadan tahun ini dengan konten promosi yang lebih menarik dan meragam untuk generasi milenial dan gen Z? []
Betul sekali. Sebuah brand harus mampu membuat narasi yang tepat, harus pada orang yang tepat, pun juga harus lewat media yang tepat di waktu yang tepat pula. Dengan begitu target market bisa tepat sasaran.
BalasHapusSejauh ini, IDN Media mampu melakukan itu.
di beberapa artikel bule mulai bahas perbedaan gen z dg milenial, kayak zaman dulu bahas beda milenial dg gen x. masing2 punya kekhasan, jd bisnis pun menyesuaikan. bsk2 ada lagi masa antara gen z dg gen alfa
BalasHapusBetul sekali generasi milenial dan Z. Adalah 2 generasi dengan konsumsi internet yang tinggi. Hal ini adalah market yang luas bagi pebisnis online
BalasHapusBetul sekali, geneari milenial dan Z adalah generasi yang konsumsi internet nya sangat tinggi. Ini sebuah peluang untuk para pebisnis untuk mempromosikan produk mereka di dunia digital. Jgn disia-siakan. Apalagi dua generasi tersebut memiliki daya beli yg tinggi.
BalasHapusBetul, zaman skrg harus pinter2 nyari celah di generasi milenial atau Z ini, kita kudu kreatif, kalau mau brand kita tetap berlangsung dg baik
BalasHapusMenyampaikan pesan dengan bahasa berbentuk storytelling memang tantangan tersendiri ya? Semoga pesan para brand di bulan ramadan ini sampai kepada sasaran
BalasHapus