Apakah anak muda punya hubungan dengan dunia menulis? Kurasa ya dan seharusnya memang begitu.
Menulis seharusnya menjadi salah satu kegiatan anak muda dalam menghasilkan karya. Anak muda biasanya memiliki segudang ide di dalam kepalanya yang harus diekspresikan. Bagi para ekstrover, mereka mungkin akan berbagi lewat obrolan bersama temannya. Namun bagi para introver, menulis adalah salah satu cara mengeluarkannya.
Anak muda memerlukan kegiatan untuk melampiaskan gelombang ide dan semangat dalam diri mereka. Hal ini salah satunya dapat diperoleh melalui kegiatan menulis. Karena jika bukan kegiatan positif maka kegiatan negatiflah yang akan menguasai hari-hari anak muda.
Menulis baik bagi anak muda. Tidak bisa disangkal, karya-karya berupa buku kini juga banyak ditulis oleh para generasi muda. Terlepas dari kualitas tulisan mereka, namun setidaknya dunia literasi semestinya memang dekat dengan anak muda.
Meskipun secara keseluruhan, minat literasi di Indonesia mengkhawatirkan tapi geliat anak muda berkarya dengan cara menulis sudah mulai banyak. Baik itu menulis di blog, di buku, di platform menulis online, atau pun di media massa. Hadirnya tren novel-novel dari platform menulis online saat ini menjadi bukti bahwa geliat penulis muda semakin berkembang.
Meskipun secara persentase tidak lebih besar daripada penulis dewasa, anak muda memang layak dapat tempat istimewa karena merekalah sumber regenerasi penulis Indonesia selanjutnya.
Mengapa ‘sepertinya’ dunia menulis tidak terlalu dekat dengan anak muda? Hal ini karena fase mengenal literasi terlewat dalam kehidupan keluarga mereka. Mereka mengenal literasi hanya sekadar belajar membaca, tidak untuk memahami lebih jauh dari sebuah konteks bacaan. Apalagi untuk mulai menulis.
Anak-anak yang hobi menulis biasanya dimulai dengan hobi membaca. Lama-kelamaan keinginan untuk menulis pun muncul. Ibarat membaca adalah kegiatan untuk mengisi teko, maka menulis adalah kegiatan menuangkan isi teko. Hubungannya seerat itu.
Anak muda cenderung memiliki semangat yang menggebu-gebu apalagi jika itu adalah hobinya. Termasuk dalam hal menulis. Ada hal-hal yang tidak bisa dirasakan oleh penulis yang sudah sepuh, terutama tentang dunia anak muda zaman sekarang. Sentuhan khas anak muda sangat menentukan hasil karya sebuah penulisan.
Terkadang hasil karya penulis muda juga dinikmati oleh anak muda, karena mereka bisa merasakan hal yang sama yang ditulis oleh sebayanya. Para penulis muda ini menuliskan kegelisahan yang mereka alami di usia-usia muda yang bergejolak.
Dunia menulis berhak diisi oleh siapa saja, termasuk golongan muda sehingga variasi isi literasi semakin banyak. Dunia menulis membutuhkan banyak pelaku dari kalangan muda agar senantiasa hidup dan bersemangat, juga agar eksistensi literasi terus berlanjut.
Siapa penulis muda yang karyanya sedang kamu baca? Aku baru saja mengenal Tsana 'Rintik Sedu'. Hasil tulisannya cocok dengan selera bacaanku. []
Dunia literasi memang sebaiknya melibatkan banyak pihak.
BalasHapussupaya dunia bacaan makin kaya, ya
karena makin variatif, makin OK ya
Tsana ini keren banget ya. Novelnya laris. Penggemar nya banyak. Bahkan podcast nya tertinggi ke Asia apa ya kalo ga salah. Aku belum pernah baca Novelnya. Tapi penasaran sih sama Geez dan Ann
BalasHapusHalo Rindang, aku setiap kesini selalu membaca "about me" nya. Karena selalu berdoa utk berubah about me nya jadi sudah dapat beasiswa S2. Maaf yaa komennya ga nyambung, tapi kalau mau tips trik beasiswa S2, silakan aja kalau ada komunitas blogger mau bikin, Insya Allah aku mau ngisi, pro bono ga usah dibayar, tapi cerita2 aja yaa..
BalasHapusSaat ini banyak ya penulis muda yang bermunculan, saya banyak membaca dan mengenalnya melalui wattpad tapi sayangnya belum hafal namanya. Hanya saja ceritanya selalu menarik, tapi ya tetap saja harus memilih dan memilah. Tidak sedikit penulis muda yang terlalu lebay, kurang memahami tanda baca, atau gaya penulisannya membosankan, hehehe. Tapi disisi lain ada juga cerita yang inspiratif
BalasHapusMengenai literasi dari keluarga, duh, aku sulit bicara. Anakku ga ada yang suka menulis. Huhuhu. Mau bilang karena anak laki-lakii juga enggak bisa. Kayaknya bakat juga ada. Tapi ga menyerah untuk ngenalin ke anak pada dunia yang menyenangkan ini.
BalasHapusRintik Sedu dengan channel podcast "Rintik Sendu" samakah?
BalasHapusAku juga kadang butuh tulisan sederhana mengenai kehidupan sehari-hari, slice of life dan maknanya yang sederhana.
Rasa lelah juga yaa mengikuti ritme hidup yang terasa sama setiap hari.
kadang aku merasa belum maksimal menggali potensi, terutama masa2 awal nikah dulu. kayak gak terasah. dah tua baru nyadar passion. eh blm tua2 amat sih
BalasHapusDunia menulis ini bisa dilakoni segala usia ya sebenarnya. Bahkan yang sudah tua pun masih bisa tetap berkarya lewat tulisan. selain itu menulis juga bisa menjadi ladang pahala bagi penulisnya
BalasHapusKok sama sih Mbak, aku juga lagi suka baca-baca medsosnya Rintik Sendu, belum punya bukunya sih hehe.. Followers dia juga banyak banget
BalasHapusWah aku daoat analogi baru selain duasisi mata uang untuk membaca dan menulis
BalasHapusYakni menuang teko dan mengisinya
Oke siapppppp lanjutkan anak muda gitu y mbak hihi
Iya. Padahal minat membaca anak-anak sangat tinggi, loh. Tapi paling hanya berapa persen dari mereka yang mencoba menulis.
BalasHapusKalau saya posisinya dosen mbak, nanya mahasiswa pernah baca buku, pada geleng kepala ngak pernah baca buku sampai tamat, walau hanya 1 kali. Itu artinya proses literasi di Keluarga terlewati.
BalasHapusBerbeda mungkin dengan anak muda di kalangan organisasi. Nah, ini memang punya hobi menulis dan cerdas biasanya.
* Idgorontalo | Ayah Azizah
Aku lagi push anak sendiri. Sebelumnya adalah minat nulis sampai bikin antologi. Eh pas udah ada gadget agak kurang malah setahu ini belum ada hasil, hehehe. Nih kubelikan buku diary. Buat alihkan nulisnya
BalasHapusaku sendiri sekarang udah nggak apdet dengan hadirnya penulis muda berbakat, kadang baca review dulu untuk tau yang baru baru
BalasHapuskalau liat karya anak muda ikutan bangga dan jadi termotivasi juga buat diri sendri bisa berkarya yang sama
Nah, penulis muda sekarang jarang banget aku kenal. Ampun, kemana aja ya aku selama ini? Jarang beli buku penulis muda hehe
BalasHapus