Selama bulan Februari dan Maret kemarin aku mengalami sakit terus menerus. Kondisi badanku berubah-ubah, kadang enak kadang down. Lebih sering down, gejala yang paling mengganggu adalah tenggorokan sakit dan batuk. Tidak enak sekali. Aku sampai nggak masuk kantor selama 4 hari. Sisanya hadir tapi dengan kondisi yang kurang fit.
Selain kondisi orang-orang di sekitar yang tidak jauh berbeda denganku, hal ini juga disebabkan oleh kekebalan tubuhku yang kurang. Sejak saat itu aku bertekad untuk selalu menjaga kekebalan tubuh dan menerapkan pola hidup sehat.
Di akhir Maret kondisiku masih buruk. Tapi alhamdulillahnya ketika mulai puasa di awal bulan April kondisiku mulai membaik. Entah karena imunitasku sudah meningkat, virusnya hilang, atau ini efek positif dari puasa.
Manfaat Berpuasa di Masa Pandemi
Menurut para ahli, puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari infeksi virus atau bakteri oleh karena itu bagus dilakukan pada saat pandemi seperti sekarang ini.
Hal ini dikatakan oleh seorang ahli medis Abu Dhabi, Dr Salama Mohamed Al Hosani. Menurut beliau, saat berpuasa secara alami tubuh tahu untuk mulai menghemat energi dan salah satu caranya adalah dengan membunuh sel-sel sistem kekebalan yang tua atau rusak.
Secara otomatis pula hal itu dapat memicu produksi sel darah putih baru yang berguna untuk kekebalan tubuh. Salama mengatakan, regenerasi sistem imun akan semakin memperkuat tubuh untuk menangkal berbagai infeksi bakteri dan virus serta sumber penyakit lainnya.
Selain itu puasa juga baik untuk kesehatan mental. Terasa kan, pada saat puasa kita jadi lebih sabar dan dapat berpikir lebih jernih. Endorfin yang dilepaskaan saat berpuasa memberikan perasaan bahagia yang dapat menenangkan hati. Puasa juga dapat melepaskan hormon stres kortisol yang dapat berpengaruh positif pada kesehatan mental.
Tips Berpuasa di Masa Pandemi
Berikut adalah tips yang bagus dilakukan saat berpuasa di masa pandemi. Tips ini sebenarnya juga berlaku di luar masa pandemi dengan berbagai penyesuaian. Intinya menjaga kesehatan kapanpun itu adalah hal yang wajib untuk dilakukan.
1. Tidur Cukup
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa total waktu tidur seseorang yang berpuasa di bulan Ramadan berkurang sekitar 1 jam. Di sisi lain, orang jadi lebih mudah mengantuk di siang hari. Dengan berkurangnya jam tidur, tubuh jadi semakin rentan terhadap infeksi karena menurunkan fungsi kekebalan tubuh.
Untuk menjaga kuantitas dan kualitas tidur pada bulan puasa, kita bisa memajukan waktu tidur. Jika memungkinkan, segera tidur setelah salat tarawih dan jangan bergadang. Aku sering bergadang sebelum sakit kemarin dan akhirnya menanggung akibatnya. Aku jera. Mulai sekarang aku sudah mulai berusaha tidur lebih cepat.
2. Menerapkan Pola Makan Sehat
Berkurangnya waktu makan dan kosongnya perut dalam waktu lama saat berpuasa sebenarnya tidak menjadi masalah asal ditunjang oleh jenis makanan sehat yang kita makan. Utamakan mengonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang saat sahur dan buka puasa.
Pastikan untuk selalu menyediakan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan serat pada isi piring kita. Karbohidrat adalah jenis makanan utama seperti nasi, roti, kentang, dan lain-lain. Protein banyak terdapat pada ikan dan daging. Sumber serat adalah sayur dan buah-buahan.
Kurangi mengonsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, dan minyak yang berlebih. Karena pada akhirnya jenis makanan ini akan membahayakan bagi tubuh. Efek yang paling sering terjadi jenis-jenis makanan ini bisa menyebabkan berat badan naik, obesitas, dan kadar gula tinggi.
Jika sudah punya penyakit pemicu seperti ini maka akan mudah untuk mengundang penyakit berbahaya lainnya seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga diabetes tipe 2. Berbagai penyakit tersebut bahkan juga bisa menjadi faktor komorbid Covid-19 yang dapat memperparah kondisi tubuh.
Selain makanan yang juga perlu diperhatikan adalah air putih. Kita harus tetap memenuhi kebutuhan air putih pada saat berpuasa. Ada banyak cara orang minum air putih selama berpuasa agar kebutuhan tubuh terpenuhi, contohnya pola 2-4-2. Dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka, dua gelas sebelum tidur.
Kurang minum air putih dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, mulai dari kelelahan, sakit kepala, hingga menganggu kinerja organ-organ tubuh.
3. Mengonsumsi Suplemen
Nutrisi bagi tubuh tidak hanya dari konsumsi makanan utama saat sahur dan berbuka puasa, tetapi juga bisa didapatkan dari suplemen tambahan. Terutama untuk yang sudah berusia lanjut atau memiliki kondisi khusus, mengonsumsi suplemen sangat disarankan.
Rekomendasi suplemen yang harus dikonsumsi tentunya adalah yang mampu meningkatkan sistem imun, seperti vitamin C, D, dan zinc. Suplemen-suplemen ini sangat bermanfaat di masa pandemi apalagi tubuh dalam kondisi berpuasa. Namun sebelumnya tidak ada salahnya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan panduan yang tepat mengenai konsumsi suplemen ini khususnya di bulan puasa
4. Tetap Berolahraga
Bulan puasa bukan berarti kita juga puasa olahraga. Tubuh kita harus bergerak secara teratur agar tetap bugar selama berpuasa. Olahraga dapat meningkatkan sistem imun sehingga dapat melawan virus dan bakteri yang datang menyerang.
Pilih waktu dan jenis olahraga yang nyaman dilakukan saat berpuasa. Misal bersepeda sebelum waktu berbuka atau senam ringan di pagi hari. Pembatasan intensitas dan jenis gerakan ini dilakukan supaya tidak mudah lemas sehingga ibadah puasa tetap terjaga.
5. Hindari Stres
Saat kita stres, kemampuan sistem imun untuk melawan penyakit menjadi berkurang sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Peningkatan hormon stres kortikosteroid dapat menghambat kerja sistem imun, misalnya dengan menurunkan jumlah limfosit, yakni sel darah putih yang bertugas melawan patogen penyebab penyakit.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk memanajemen stres. Caranya bisa dengan menjauhi sumber stres, setiap orang mungkin beda-beda. Cara lainnya bisa juga dengan lebih banyak berkontemplasi atau mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa sehingga hati menjadi lebih tenang bagaimanapun masalah yang datang mendera. Sesekali lakukan aktivitas yang disenangi di sela-sela rutinitas, hal ini juga dapat mengurangi tingkat stres.
6. Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan
Pandemi belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Oleh karena itu, jangan sampai lengah menerapkan protokol kesehatan. Apalagi pada bulan Ramadan kita mungkin akan lebih banyak keluar rumah dan bertemu dengan orang banyak, protokol ini harus selalu diterapkan.
Misalnya seperti tidak menciptakan kerumunan, mengantre dalam jarak yang ditentukan, menggunakan pelindung diri seperti masker, menghindari menyentuh wajah, dan selalu mencuci tangan dengan air dan sabun.
Selain itu, physical distancing juga bisa dilakukan dengan tidak melakukan kegiatan “ngabuburit” dan mengalihkannya dengan aktivitas lain di dalam rumah. Selain itu, meski beberapa masjid sudah diperbolehkan melakukan salat tarawih, jika kamu ragu, ibadah salat tarawih bisa kamu lakukan di rumah saja.
7. Jangan Paksakan Berpuasa Jika Sakit
Sekali lagi jangan paksakan berpuasa ketika sakit. Orang yang sakit, termasuk yang mengidap COVID-19, tidak diwajibkan berpuasa. Selain itu, orang dengan kondisi jangka panjang tertentu seperti diabetes dengan komplikasi juga tidak diwajibkan berpuasa. Jangan memaksakan diri berpuasa jika sakit, sebab ini bisa memperburuk keadaan karena tubuh jadi tidak punya tenaga ekstra untuk melawan penyakit.
Demikian manfaat dan tips berpuasa di masa pandemi. Tahun ketiga Ramadan di tengah pandemi seperti sekarang ini, peraturan mengenai pandemi sudah banyak yang agak longgar. Tapi hal ini juga bukan berarti kita bisa mengabaikan kesehatan kita.
Bagaimana denganmu, apakah kamu punya kesan saat berpuasa di saat pandemi seperti tiga Ramadan terakhir ini? Yuk cerita-cerita di kolom komentar. []
Posting Komentar
Posting Komentar