Mari kuperkenalkan dengan teman-teman seangkatanku kuliah. Jumlah awal kita ada 36 orang (dan semakin menyusut seiring berjalannya waktu karena adanya seleksi alam) dengan 12 orang laki-laki dan sisanya perempuan. Nama angkatanku B10_Genesis, memang di setiap angkatan prodi Biologi selalu ada namanya. Biar keren aja gitu.
B10_Genesis
Nama B10_Genesis awalnya diambil dari hukum Biogenesis yang dicetuskan oleh Louis Pasteur. Kemudian, diberi modifikasi sedikit dan jadilah B10_Genesis, golden generation. Secara harfiah, B10 artinya jurusan Biologi angkatan 2010. Sedangkan genesis sendiri adalah asal kejadian atau awal mula, pemprakarsa. Secara istilah, B10_Genesis adalah generasi emas yang terlahir dari generasi-generasi sebelumnya dan akan melahirkan generasi-generasi selanjutnya. Kurang lebih seperti itulah.
Pada tahun pertama dan kedua, B10_Genesis sering mengadakan acara ngumpul bareng. Rapat dan segala macam bentuk pertemuan. Acara yang paling asyik adalah acara B10_Genesis Award. Bentuk acaranya ngumpul di rumah salah seorang anggota, masak-masak, sharing, evaluasi, penyelesaian masalah (kalau ada), dan pemberian penghargaan ke anggota yang paling ter- di segala hal.
B10_Genesis Award
Acara terakhir itu yang paling rame. Dalam dua tahun berturut-turut, ada beberapa orang yang mendapatkan award yang sama. Sedangkan yang lain, awardnya ada yang pindah ke tangan teman yang lain. Dan yang paling fenomenal adalah satu orang bisa mendapatkan award paling banyak. Xixi.
Selain B10_Genesis Award, hal yang cukup seru lainnya saat pertemuan tahunan adalah ajang saling memberikan kritik dan saran secara tertutup. Teknisnya, masing-masing kami menulis kritik dan saran untuk setiap anggota angkatan di kertas-kertas kecil. Kritik dan saran untuk satu nama kemudian dikumpulkan dalam 1 amplop tertutup. Jadi misalnya aku, akan menerima satu amplop yang berisi kertas-kertas bertuliskan kritik dan saran untuk pribadiku. Nama penulis dirahasiakan, meski kalau jeli kita mungkin akan bisa menebak siapa yang menulis dari tulisan tangannya. Si penulis sendiri, biasanya akan berusaha untuk mengubah tulisannya agar tidak bisa dikenali.
Tapi, masa-masa rame itu hanya berjalan sekitar dua-tiga tahun. Karena di akhir masa perkuliahan, masing-masing sudah sibuk dengan fokus ke studi masing-masing. Sejak tahun ketiga, perbedaan pengambilan mata kuliah pilihan semakin tajam. Jadi bisa saja, aku hanya bertemu dengan teman seangkatan lainnya satu minggu sekali saja yaitu pada perkuliahan mata kuliah wajib.
Di angkatanku ada beberapa pasangan. Sejak tahun pertama sudah ada yang jadian. Ada juga yang baru menemukan true choicenya di tahun akhir kuliah. Sampai sekarang ada 3 pasang anggota B10_Genesis yang menikah, selain itu ada juga yang nikah dengan kakak tingkat baik satu jurusan ataupun tidak. Ini normal banget karena intensitas pertemuan di perkuliahan lumayan sering. Bisa yang 24 jam sehari gitu karena selain kuliah di dalam kelas, kita juga ada praktikum di laboratorium dan lapangan, dan mengerjakan tugas bersama di luar jam formal.
Elite Square
Dari sekian banyak teman seangkatan, aku punya 3 orang teman akrab di sana. Kami berempat menamakan diri dengan Elite Square. Elite Square terbentuk tanpa kita sadari kapan awal mulanya, tapi yang jelas kelompok ini terbentuk dari pecahan 2 grup yang berbeda.
Dalam dunia pertemanan di masa kuliah seperti ini memang tidak terhindarkan untuk berkelompok-kelompok. Suatu kali seorang teman bertanya, bisa nggak sih tidak ada kelompok-kelompok kecil dalam angkatan. Sepertinya dia keberatan. Kalau dianalisis lagi, sepertinya hal tersebut enggak terhindarkan sih. Kedekatan akan muncul seiring berjalannya waktu dan seseorang nggak mungkin bisa dekat dengan banyak orang. Apalagi cewek-cewek lebih cenderung untuk membuat kelompok-kelompok kecil.
Tetapi menurutku, dengan adanya kelompok-kelompok kecil kayak gini bukan berarti juga nggak mau temenan dengan yang lain. Bukan berarti anggota kelompok kecil A nggak bisa nyampur dengan kelompok kecil B atau musuhan dengan teman dari kelompok yang lain. Nggak sama sekali.
Oke, kembali ke Elite Square. Kami menyadari kedekatan kami ketika Study Tour ke Bali-Malang di sekitar semester 3. Di sana kami mulai mencari nama yang pas untuk nama grup. Akhirnya ditemukanlah Elite Square untuk menyebut diri kami.
Kita berempat lumayan beragam. Mulai dari asal domisili, suku, hingga agama. Dua dari Kalsel, dua dari Kalteng. Dua Islam, dua Kristen. Ada yang bersuku Banjar, Batak, dan keturunan Dayak. Karena kita nyambung, perbedaan-perbedaan tersebut menjadi tidak masalah.
Kita sering mengerjakan tugas bareng dan inap-inapan. Kosku lumayan sering digunakan sebagai tempat berkumpul. Padahal kosku minim fasilitas. Tapi toh mereka tetap senang berjejalan di sana.
March Party
Agenda tahunan Elite Square adalah March Party. Tiga dari kita lahir di bulan Maret, satunya lahir di bulan Mei. Untuk menghemat anggaran, kami merayakan ulang tahun di waktu yang sama. Kami membeli satu kue dan bertukar kado pada hari itu. Sungguh hemat ala mahasiswa.
Suatu kali kami pernah mengunjungi restoran yang cukup fancy untuk merayakan March Party. Kue ulang tahun kami berbentuk segi empat dan di setiap sisinya ditulis nama kami. Angka lilin ulang tahun dibeli beberapa, sesuai umur kami. Meskipun kami berada di angkatan yang sama tetapi kami lahir di tiga tahun yang berbeda. Tambah satu lagi perbedaan kami. Saat itu umurku 22 tahun. Sungguh masa yang indah.
Dari kami berempat, aku lumayan beda sendiri. Pertama di UKM atau ekskul SGO mereka bertiga memilih divisi paduan suara karena ketiganya memang punya suara yang bagus. Bahkan sebagai hadiah pernikahanku, mereka sengaja syuting menyanyi dengan gaun putih-putih. So sweet. Aku memilih divisi sastra. Sudah ketebak sih ya. Lalu, di akhir kuliah skripsi mereka berkelompok bertiga dan lulus di waktu yang sama, aku sendirian dan terlambat. Ah ini nantilah kuceritakan khusus satu bagian.
Kita juga senang pergi ke karaoke. Meskipun suaraku tidak sebagus mereka, aku tetap menyanyi dengan percaya diri di ruang karaoke. Toh yang dengar mereka juga. Mereka tahu betul penyanyi idolaku saat itu yaitu Adera, jadi lagu-lagu yang kunyanyikan tidak jauh dari yang itu-itu saja.
Demikian cerita tentang orang-orang yang ada di sekitarku saat kuliah. Cukup seru saat menuliskannya karena aku bisa tersenyum sambil mengenangnya. Namun seandainya aku menulis lebih banyak saat di masa kuliah, tentu ingatanku akan lebih melekat. Tapi setidaknya aku sudah senang dengan punya kenangan ini. []
Posting Komentar
Posting Komentar