Aku sudah pernah menulis tentang menjaga kesehatan mental selama bulan Ramadan. Jadi kali ini aku akan membahas mengenai mengelola stres dan emosi selama Ramadan. Pertama-tama mari kita telusuri bersama terlebih dahulu, faktor-faktor apa saja yang dapat membuat stres dan emosi selama Ramadan.
Kecapekan
Mungkin ada orang yang di bulan Ramadan ini terlalu capek dalam kehidupan sehari-hari, misal ibu-ibu yang mengurus anak bayi atau para pencari nafkah yang tetap harus bekerja keras meski dalam keadaan berpuasa. Dalam kadar yang berlebihan, kecapekan fisik ini dapat mempengaruhi stabilitas mental dan emosi.
Masalah Finansial
Ada banyak orang yang kurang beruntung dalam masalah finansial. Bahkan di bulan Ramadan, yang sebagian besar fokus orang-orang untuk beribadah, tetap ada yang harus bekerja keras untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Menu sahur dan buka tidak tahu apa, bukan karena bingung memilih, tetapi karena memang tidak ada uang dan barangnya.
Belum lagi jika keluarga dengan banyak anak dan orang tua tidak berpenghasilan tetap. Kebutuhan anak-anak kadang meningkat di bulan Ramadan, terutama menjelang hari raya. Keadaan seperti ini dapat membuat stres sebagian orang.
Innerchild
Penyebab stres lainnya adalah innerchild yang memang bersarang di dalam mental kita sejak lama. Jadi sebenarnya tidak hanya ada di bulan Ramadan ini saja. Innerchild sendiri penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena trauma dengan masa pengasuhan yang kurang menyenangkan, ada yang karena broken home, ada yang karena sering dibully. Hal-hal yang tidak terlihat tapi sebenarnya selalu ada mengikuti kita kemanapun pergi ini sewaktu-waktu dapat membuat stres dan emosi bahkan di bulan Ramadan.
Jadi bagaimana cara mengelola stres dan emosi di bulan yang penuh berkah ini?
Mendekatkan Diri kepada Allah
Caranya adalah dengan memperbanyak ibadah yang cocok dengan situasi dan kondisi yang sedang kamu alami. Jika ibadah-ibadah lazim di bulan Ramadan untukmu terlalu berat, setidaknya berzikir di setiap waktu dapat membuat hati kit menjadi lebih tenang. Harapannya hal ini akan mengurai segala emosi, stres, tekanan, kecemasan, dan hal-hal buruk dalam mental kita.
Berdoa kepada Allah
Jangan sia-siakan bulan mulia ini dengan tidak berdoa kepada-Nya. Dia maha pengampun lagi maha penyayang, panjatkan saja apapun yang kau minta, ceritakan saja keluh kesah yang kau rasa. Dia adalah zat yang tepat sebagai tempat buat curhat. Semoga hal ini dapat melegakanmu dan jalan keluar atas permasalahanmu dapat menemukan titik terang.
Minimalisir Penyebab
Mengelola stres dan emosi dapat dimulai dengan mengurangi paparan penyebab mengapa hal itu bisa terjadi. Jika kita gampang stres karena kelelahan, maka kita harus mencari cara bagaimana agar beban fisik yang kita pikul tidak lagi terasa memberatkan. Misal dengan menitipkan bayi sesekali ke keluarga, berbagi waktu mengasuh dengan suami, mengurangi jumlah orderan jika kamu adalah pengusaha, dan lain-lain. Libatkan orang lain dalam upaya ini karena beban itu dapat berkurang atau terbagi karena ada yang bersedia untuk ikut menanggungnya.
Perbanyak Berbagi
Berbagi kepada orang yang lebih kurang beruntung dari kita dapat meningkatkan rasa syukur, selain itu feedback berupa rasa bahagia ke diri kita sangat besar. Berbagilah dengan apa yang kita mampu, jika belum bisa dengan sedekah uang, boleh dengan camilan untuk berbuka, donasi pakaian layak pakai, atau hanya sekadar menyumbangkan tenaga dalam kegiatan-kegiatan amal yang biasanya banyak dilaksanakan saat Ramadan. Itu bukan hanya berarti bagi mereka yang menerima, tetapi itu juga berefek baik untuk mental kita sebagai pemberi.
Demikian sekilas ulasan mengenai cara mengelola stres dan emosi di bulan Ramadan. Semoga kita semua dapat menjaga kesehatan mental kita di bulan yang penuh rahmat ini. []
Posting Komentar
Posting Komentar